Sebuah mobil Honda HRV nyasar sampai tengah hutan Desa Wukirsari, Kecamatan Tambakromo, Pati, secara misterius. Akses jalan alternatif Tambakromo-Grobogan melewati Pegunungan Kendeng masih minim rambu-rambu lalu lintas.
"Memang kita sadari di wilayah Tambakromo terutama di desa deretan Pegunungan Kendeng, Pakis, Maitan, Wukirsari untuk rambu-rambu di jalan masih minim," jelas Danramil 20 Tambakromo, Kapten Cba M Zuhri Antoro, Senin (13/2/2023).
Anggota Koramil bersama Kepala Desa Wukirsari M Sulistiono mendatangi langsung lokasi mobil nyasar itu. Zuhri mengatakan jalan dari Tambakromo-Maitan menuju Grobogan dan Blora masih minim rambu lalu lintas.
Zuhri meminta kepada pengguna jalan yang perjalanan jauh untuk selalu waspada. Pengguna jalan diminta agar selalu mengecek lokasi tidak hanya mengandalkan aplikasi maps.
"Ini kita mengimbau kepada para pengendara apabila perjalanan jauh, dan waktu sudah waktu malam dan hujan, posisi ngantuk lebih baik bertanya kepada warga, arah tujuan mana, sehingga jalan dilewati dan tujuan bisa tercapai, tidak nyasar seperti kejadian yang viral saat ini," jelasnya.
Zuhri juga berharap kepada dinas terkait untuk memasang rambu lalu lintas di sepanjang jalan alternatif tersebut. Sehingga kejadian mobil nyasar sampai tengah hutan tidak terulang kembali.
"Kita mengimbau kepada dinas terkait memberikan rambu jalan, sehingga pengguna jalan terutama di luar kota bisa memahami arah akan dilalui," tambah Zuhri.
Diberitakan sebelumnya, kejadian mobil HRV nyasar ke hutan Tambakromo, Pati, masih menyisakan misteri. Apalagi tidak ditemukan jejak ban di area tersebut.
Tidak sedikit yang bertanya-tanya bagaimana Sigit Yudha Pradana sopir HRV bisa sampai masuk ke tengah hutan yang jalannya 'mustahil' dilewati mobil standar.
Awal mula Sigit tersesat di hutan Tambakromo ini diceritakan oleh Totok Sudiarto. Totok merupakan pemilik sekaligus sopir mobil hardtop 4x4 yang mengevakuasi mobil Sigit dari lokasi kejadian.
Totok sebagai pengemudi mobil 4x4 juga heran bagaimana mobil sekelas HRV bisa masuk ke tengah hutan. Padahal, jalur ke lokasi cukup sulit, selain karena licin juga berbatu. Di sela mengevakuasi, Totok sempat bertanya kepada Sigit mengenai awal mula dirinya masuk ke hutan.
Saat itu, Sigit menyampaikan ke Totok jika dirinya awalnya dari Tayu dan hendak menuju Pasuruan, Jawa Timur. Tetapi, karena jalan Pantura Juwana macet, Sigit pun akhirnya memilih jalur alternatif menuju Sragen dengan panduan Google Maps.
"Menghindari macet dari Juwana, dari Tayu, tujuan ke Jawa Timur. Pikirnya buka Google lewat tol Sragen kan cepat, tebing gunung Lewung, yang akhir-akhirnya di sana," jelas Totok kepada detikJateng saat ditemui di Tambakromo, Minggu (12/2).
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
(rih/dil)