Ketua DPRD Jawa Barat Buky Wibawa mengumpulkan para insan sepak bola dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung DPRD Jabar, Senin (24/11/2025). Dalam forum itu, asosiasi PSSI di 27 kabupaten/kota hingga 34 ketua klub sepak bola hadir, termasuk Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.
Buky Wibawa yang menjadi penggagas forum tampak "belanja masalah" untuk mendengarkan langsung kondisi sepak bola Jawa Barat dari pelaku-pelakunya. Ini adalah kali pertama para insan sepak bola diundang secara resmi untuk berdiskusi dengan wakil rakyat.
"Ini pertama kali insan sepak bola mampir ke DPRD Jabar untuk bincang-bincang. Kami yang memang punya perhatian dan kecintaan pada sepak bola ingin mengetahui dan menampung aspirasi dari insan sepak bola," ujar Buky.
Dalam forum itu, Buky menegaskan ajang diskusi ini lahir dari kegelisahan dan rasa ingin tahu. Ia mendapat informasi bahwa perkembangan sepak bola Jawa Barat disebut-sebut tertinggal dibandingkan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Alasan kenapa kita mengundang, pertama saya mendapat informasi bahwa sepak bola Jabar tertinggal dari Jateng Jatim. Saya tidak tahu pastinya tapi," ujarnya.
"Kedua kami ingin mengetahui dari kesetiaan insan yang hadir di sini pada sepak bola sebetulnya sumbatannya tuh apa, sehingga katanya tertinggal. Kita perlu pola agar sepak bola bisa berkembang dan lebih maju," sambungnya.
Menurut Buky, diskusi dengan pelaku lapangan sangat penting untuk melihat persoalan dari akar. Dari sanalah solusi bisa dirumuskan.
Dalam pandangannya, ada tiga komponen utama yang menjadi fondasi kemajuan sepak bola di Jawa Barat. Ia menggambarkannya sebagai sebuah segitiga yang harus saling menguatkan.
"Di mata saya ada 3 komponen, saya hanya garis besarnya saja. Pertama adanya dukungan komunal bisa dalam bentuk organisasi di PSSI, kemudian dukungan suporter yang luar biasa dan kesetiaan tokoh yang menjadi modal penting," kata Buky.
Komponen kedua adalah peran pemerintah, yang ia nilai sangat menentukan jalannya ekosistem olahraga ini.
"Kedua dukungan pemerintah. Ini saya kira sangat cukup penting, bisa regulasi, infrastruktur, program dan lainnya. Saya lihat ada program yang belum sepenuhnya berjalan. Oleh karena itu pemerintah saya tempatkan pada komponen dukungan utama," jelasnya.
Sedangkan komponen ketiga adalah keberadaan sponsor yang mampu mendukung pembiayaan pembinaan dan operasional klub.
"Ketiga dukungan sponsor. Ketiga unsur ini menjadi segitiga yang harus ada, ini menurut saya bisa dijadikan catatan bahwa pengembangan sepak bola tidak boleh lepas dari unsur ini," ujarnya.
Sementara Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menegaskan, Jabar hanya tertinggal pada sisi dukungan sponsor bagi klub-klub dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Tertinggal sponsorship-nya, lebih gede di sana, karena di sana kan industrinya rokok," terang Dedi.
Namun soal prestasi, Jabar kata Dedi adalah juara. Hal itu terbukti dari prestasi Persib Bandung yang dua tahun berturut-turut menjadi juara Liga 1 yakni musim 2023/24 dan 2024/25. Hal itu disampaikan Dedi saat disinggung terkait jumlah klub sepak bola yang berkancah di kompetisi nasional.
"Tapi kan juara. Banyak nggak penting, satu yang penting juara," tegasnya.
(bba/sud)