Sabar ala Dedi Kusnandar

Oris Riswan Budiana - detikJabar
Jumat, 07 Jun 2024 13:30 WIB
Dedi Kusnandar mengangkat trofi juara Liga 1 2023/2024. (Foto: Dok. PT LIB)
Bandung -

Dedi Kusnandar jadi pemain yang sangat sabar untuk mewujudkan ambisinya membawa Persib Bandung menjuarai kompetisi. Sembilan tahun lamanya ia berjuang, mimpi itu akhirnya jadi nyata.

Dedi sendiri sejak kecil bercita-cita ingin jadi pemain sepakbola profesional, khususnya Persib. Namun langkahnya tak mulus.

Pria kelahiran Sumedang 23 Juli 1991 itu ditempa di Sekolah Sepak Bola (SSB) UNI Bandung. Singkat cerita, ia jadi bagian Persib U-21 pada 2005.

Takdir lalu menuntun Dedi ke petualangan di klub lain. Pada 2008, ia bergabung dengan Pelita Jaya U-21. Kesuksesan diraih, Pelita Jaya U-21 diantar jadi juara LSI U-21 2009. Dedi bahkan diganjar penghargaan sebagai Pemain Terbaik.

Performa Dedi membuatnya melenggang ke tim senior Pelita jaya. Setelah itu, langkah Dedi makin menjauh dari Persib. Ia sempat bermain untuk Arema Indonesia dan Persebaya Surabaya.

Takdir akhirnya menuntun Dedi ke Persib pada 2015. Saat itu, pelatih Djadjang 'Djanur' Nurdjaman ingin memperkuat sektor tengah 'Maung Bandung'.

Hasil manis langsung diraih. Ia turut jadi bagian penting membawa Persib meraih gelar juara Piala Presiden 2015. Gelar itu berhasil dikawinkan dengan trofi juara ISL 2014.

Namun, ada yang mengganjal dalam benak Dedi. Sebab ia bukan bagian Persib saat menjuarai ISL 2014. Sehingga, ia merasa pencapaian jadi juara Piala Presiden 2015 itu tak kunjung membuatnya puas.

Perpisahan lantas dialami Dedi dan Persib. Pada 2016 ia hengkang ke klub Malaysia, Sabah FA. Hal itu lantaran kompetisi di Indonesia tidak jelas usai disanksi FIFA.

Cukup setahun pemilik nomor punggung 11 itu bermain di Sabah FA. Ia lalu kembali ke Bandung untuk berseragam Persib lagi.

Langkah Dedi lagi-lagi tak mulus. Seiring pelatih yang bergonta-ganti, peran Dedi juga naik-turun. Terkadang jadi pemain utama, terkadang jadi cadangan, terkadang sama sekali tak dimainkan di pertandingan.

Namun, siapapun pelatih Persib, Dedi tetap jadi bagian dari tim. Ia seolah jadi senjata yang harus selalu ada dan dibutuhkan pelatih.




(orb/orb)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork