Via Whatsapp, Guru Cabul Lecehkan Siswi SMK di Cimahi

Whisnu Pradana - detikJabar
Kamis, 06 Nov 2025 15:30 WIB
Ilustrasi pelecehan seksual di ponsel (Foto: Edi Wahyono)
Cimahi -

Media sosial dihebohkan dengan aksi dugaan pelecehan seksual yang dialami seorang siswi di salah satu SMK di wilayah Kota Cimahi. Pelakunya yakni guru honorer di sekolah tersebut.

Kasus dugaan pelecehan seksual oleh guru berinisial TN tersebut terungkap setelah teman siswi yang jadi korbannya melapor ke pihak sekolah. Hingga akhirnya pihak sekolah memanggil dan mengkonfrontasi guru TN.

Guru TN sendiri merupakan pengampu mata pelajaran agama. Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh pihak sekolah, TN mengakui perbuatannya kemudian memutuskan mengundurkan diri sebagai guru honorer di SMK tersebut sejak 3 November 2025.

"Jadi awalnya teman korbannya laporan ke pihak sekolah, kemudian viral di media sosial. Kita sudah lakukan BAP ke yang bersangkutan, dan dia memutuskan mengundurkan diri per tanggal 31 Oktober tapi efektifnya per 3 November," kata Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Kurikulum SMK tersebut, Ade Sudrajat saat ditemui, Kamis (6/11/2025).

Dugaan pelecehan seksual yang dialami korban berupa percakapan di WhatsApp yang mengarah pada ucapan-ucapan tak senonoh yang disampaikan oleh TN. TN sendiri mengajar agama di sekolah tersebut sejak tahun 2017.

"Ya seperti yang beredar di media sosial saja. Tapi intinya kami menyampaikan bahwa guru ini sudah mengundurkan diri dan bukan bagian lagi dari sekolah ini. Kalau ada perbuatan pelaku di luaran itu sudah bukan bersangkutan dengan kami," kata Ade.

Sampai saat ini, Ade mengatakan siswi yang jadi korban baru satu orang. Meskipun di media sosial banyak akun yang mengaku sebagai korban dari guru cabul tersebut.

"Kalau untuk korban, ya yang kemarin saja satu orang. Terkait ada yang speak up di medsos itu kan perlu didata ulang ya, apakah benar jadi korban dan siswi kami atau bukan," kata Ade.

Ade mengatakan pihak sekolah akan memberikan trauma healing kepada korban. Sekaligus melakukan pengawasan lebih ketat terhadap aktivitas guru dan siswa agar tak terulang kejadian serupa.

"Trauma healing ada dari tim BK nanti ada, kita dampingi. Tentunya nanti ada pengawasan lebih ketat," kata Ade.




(yum/yum)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork