Desa Jagara merupakan salah satu desa wisata yang berlokasi di Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan. Dengan memaksimalkan potensi Waduk Darma, Desa Jagara berupaya untuk menjadi desa wisata unggul dan mandiri.
Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mekar Jaya Jagara, Sofyan, memaparkan ide membangun desa wisata bermula ketika melihat potensi besar dari Waduk Darma. Menurutnya, Waduk Darma tidak hanya memiliki panorama yang indah, tetapi juga hasil perikanan yang melimpah.
Namun, meskipun memiliki potensi besar dari Waduk Darma, masyarakat Desa Jagara masih kesulitan memaksimalkannya. Kesulitan ini diperparah saat itu sektor perikanan melemah karena harga pakan yang tinggi. Melihat kendala tersebut, bersama masyarakat, Sofyan melakukan riset tentang potensi Desa Jagara. Dari riset tersebut, tercetuslah ide untuk membuat desa wisata.
"Kami memiliki keterbatasan pemberdayaan masyarakat. Aset Waduk Darma dimiliki oleh Pemprov. Secara pembangunan dan pengelolaannya pun oleh Pemprov. Jadi Waduk Darma sendiri punya keterbatasan, tidak bisa semua masyarakat menikmati potensi Waduk Darma. Makanya, sedikit demi sedikit, kami berusaha menjadikan semua kawasan desa sebagai daya tarik. Terealisasinya Desa Wisata Jagara itu (sekitar tahun) 2024," tutur Sofyan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pihak desa berkolaborasi dengan masyarakat dan para investor. Guna memastikan investasi yang dilakukan aman, tidak merusak lingkungan, serta melibatkan warga sekitar, pihak desa menetapkan regulasi lewat peraturan desa.
"Akhirnya kami berkolaborasi dengan masyarakat desa dan pihak ketiga untuk mengembangkan potensi yang ada di Jagara sebagai salah satu daya tarik. Kami kemudian mendirikan kafe dan resto Dian Tulip Eatery yang dirancang dengan desain estetik yang menarik. Selanjutnya, kami mengembangkan produk yang berasal dari sumber daya alam Waduk Darma, yaitu tutut, yang diolah secara inovatif. Hal ini membuat orang penasaran dan alhamdulillah berhasil," tutur Sofyan.
Menurut Sofyan, melalui desa wisata, ia ingin masyarakat terlibat langsung dalam berbagai macam aktivitas pariwisata. Untuk mewujudkan hal ini, ia mendorong masyarakat desa agar bergerak dan berinovasi.
Masyarakat desa dilibatkan langsung sebagai pengelola wisata. Sementara di bidang perikanan, nelayan didorong untuk mengolah hasil tangkapannya secara kreatif dan menjadi penyedia perahu wisata.
Dalam bidang ekonomi, pihak desa juga mengajak masyarakat untuk menjadi pelaku UMKM. Sofyan menyebut, hingga sekarang, desa wisata Jagara sudah berhasil menyerap sekitar 847 tenaga kerja yang tersebar dalam berbagai bidang.
"Akhirnya, ketika banyak orang yang datang ke Jagara, hal ini memberikan inspirasi kepada masyarakat untuk berjualan. Dari situlah cikal bakal desa wisata muncul. Sebelumnya, profesi utama penduduk Jagara adalah nelayan ikan, tutut, dan peternak kelompok jaring apung. Tapi sektor pariwisata lebih menjanjikan, ditambah sektor perikanan lagi melemah karena harga pakan terlalu tinggi. Sedikit demi sedikit berubah menjadi pelaku pariwisata. Alhamdulillah 847 masyarakat desa terlibat dalam pelaku kepariwisataan Desa Jagara," tutur Sofyan.
Berkat upaya pengembangan sektor pariwisata, Desa Jagara mendapatkan penghargaan sebagai Peringkat I pada Lomba Desa Wisata Nusantara (LDWN) Tahun 2025 dengan kategori II, yaitu Desa Maju/Mandiri, dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia. Tidak berhenti sampai situ, ke depan, Desa Jagara akan terus berinovasi agar desa wisata ini terus ramai didatangi pengunjung.
"Rata-rata per bulan, pengunjung di seluruh kawasan Desa Wisata Jagara mencapai 135.000 orang. Harapan ke depan, kita akan selalu berinovasi agar terus memberikan dampak dan inspirasi kepada masyarakat dan desa lain. Saat ini, kami sedang berkolaborasi untuk mendorong desa mengadakan paket offroad dan onroad untuk mengelilingi 9 desa di sekitar Waduk Darma," tutup Sofyan.
(iqk/iqk)