Warga Terdampak Banjir Bojongsoang Dapat Rp 10 Juta untuk Ngontrak Rumah

Yuga Hassani - detikJabar
Senin, 15 Des 2025 18:40 WIB
Kondisi permukiman warga di Kampung Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Senin (15/12/2025). (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Bandung -

Sejumlah warga yang terdampak banjir di Kampung Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung mendapatkan bantuan uang senilai Rp 10 juta. Bantuan tersebut diberikan Pemprov Jabar untuk mengontrak rumah sementara selama banjir menggenang.

Camat Bojongsoang Kankan Taufik Barnawan mengatakan, bantuan tersebut diberikan secara langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat sebelumnya melihat tenda pengungsian. Kondisi dari pengungsian tersebut tidak bisa disebutkan layak bagi warga.

"Pak Gubernur Jawa Barat waktu itu datang ke pengungsian, tenda pengungsiannya pun terancam terkena banjir. Melihat kondisi seperti itu, ya sudah oleh Pak Gubernur juga mendingan ngontrak saja, jangan di tenda pengungsian, nanti di kasih uangnya Rp 10 juta, jadi untuk ngontrak rumah itu mah," ujar Kankan, kepada awak media, Senin (15/12/2025).

Pihaknya mengungkapkan bantuan tersebut berbeda dengan sistem relokasi yang dilakukan di Bekasi dan Karawang. Menurutnya permukiman warga yang ada di Bojongsoang merupakan milik pribadi.

"Kalau Bekasi dan Karawang kan langsung pindah dan dieksekusi ya, lahannya langsung dihancurkan, itu kan mereka karena berada di bangunan liar (bangli). Nah kalau yang di Bojongsoang itu tanah milik pribadi, masyarakat bukan membangun dan tinggal di bangunan liar di sepadan sungai," katanya.

Kankan mengungkapkan bantuan uang sewa rumah tersebut diberikan mengingat saat ini prediksi musim hujan hingga bulan Februari mendatang. Ketika hujan melanda, warga tersebut kerap digenangi banjir dengan ketinggian yang bervariatif.

"Dari pada kebanjiran terus, karena di sini mah setiap hujan pasti banjir kan, dari pada gitu terus lebih baik ngontrak, kan warga juga mengalami kerugian materil karena rusak barangnya lebih baik di pindahkan saja barangnya ke kontrakan gitu," jelasnya.

Bantuan uang senilai Rp 10 juta tersebut diberikan kepada satu rumah. Sehingga jika dalam satu rumah memiliki beberapa Kepala Keluarga, yang diberikan hanya satu bantuan.

"Data awalnya 292 rumah, nah ternyata ada salah data. Jadi ada enam warga mengembalikan uangnya. Jadi misalnya si enam orang itu tinggal sama mertuanya, tapi mertuanya sudah dapat, tapi dianya dapet juga, nah kemarin langsung dikembalikan. Jadi total yang mendapat bantuan 286 rumah," ungkapnya.

Kankan mengungkapkan, data final penerima bantuan senilai Rp 10 juta sebanyak 286 rumah dengan 366 kepala keluarga. Dalam penerimaan bantuan tersebut warga langsung diminta supaya membuat surat pernyataan.

"Jadi surat pernyataannya ketika banjir dia enggak boleh lagi teriak-teriak minta bantuan, karena kan sudah di kasih solusi selama banjir dari pada kebanjiran, mending pindah sementara, sebetulnya pemerintah sudah sangat baik, agar lebih nyaman tinggalnya," ucapnya.

Dia menambahkan, solusi jangka panjang terkait relokasi masih dalam pembahasan pemerintah. Namun hal tersebut memerlukan waktu yang tidak sebentar.

"Iya untuk ke depan kan, pengennya relokasi. Tapi kan prosesnya lama lah yah, karena kan ini tanah pribadi, jadi prosesnya masih lama. Tapi pada prinsipnya, kalau harga rumah dan tanah cocok, warga pasti mau. Kalau ganti untung warga mah sudah siap pisan," pungkasnya.




(yum/yum)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork