Parade Seren Taun yang dilakukan warga Kasepuhan Sirnaresmi, Kabupaten Sukabumi membuka kegiatan West Java Festival (WJF) 2025 yang digelar di kawasan Kiara Artha, Kota Bandung.
Dalam Parade Seren Taun ini, diisi beragam kesenian di antaranya Kesenian Gegendek, Dogdog Lojor, Rengkong dan Lais.
Setelah kesenian Gegendek, Dogdog Lojor dan Rengkong dilakukan, empat orang warga Kasepuhan Sirnaresmi langsung berjalan ke tengah lapangan panggung utama. Sedangkan warga lainya, berbaris rapi di sayap kanan panggung acara.
Ratusan pengunjung dan tamu undangan yang hadir langsung tertuju kepada empat orang warga Kasepuhan Sirnaresmi yang akan melakukan Kesenian Lais, yakni atraksi yang dilakukan di atas seutas tali yang terpasang di antara dua belah bambu.
Dari empat orang yang terlibat hanya satu orang yang naik, dia adalah Saepudin yang di kelompoknya dikenal sebagai 'tukang Lais'. Sebelum naik awalnya Saepudin memanjatkan doa, dengan tangan kosong dan kaki tanpa alas, dengan mudah Saepudin naik bambu di sisi kiri.
Sesampainya di atas bambu, Saepudin langsung mengarahkan perutnya ke ujung bambu. Meski hal itu menakutkan dan membuat kaget penonton, tubuh Saepudin bisa berputar di ujung babu itu.
Tidak berhenti disitu, Saepudin langsung berjalan ke seutas tali. Apa yang dilakukan Saepudin membuat para penonton menjerit-jerit, apalagi saat dia mengikatkan pergelangan kakinya ke tali itu dan memutarkan tubuhnya secara lincah.
Tidak cukup di sana, aktrasi lain yang dilakukan oleh Saepudin yakni tiduran di seutas tali itu. Lagi-lagi penonton yang lihat menjerit-jerit.
Usai beratraksi selama 10 menit, Saepudin turun dengan cara merangkak dengan posisi kepala di bawah dan kaki di atas. Setelah itu, Saepudin pun turun dengan selamat.
"Tadi kita bawa kesenian gegendek, kesenian dogdog lojor, rengkong dan lais," kata Putra Abah Kasepuhan Sirnaresmi Saragosagia, Minggu (9/11/2025).
"Lais kesenian akrobatik atau atrasksi tradisional, dimainkan di atas tali diikat di dua bilah bambu setinggi 12-14 meter dan tanpa pengaman apapun," ungkapnya.
Saragosagia menyebut, Saepudin yang naik ke atas bambu dan bermain diseutas tali, sudah terlatih dan tidak sembarang orang bisa melakukan hal tersebut.
"Sudah terlatih, sudah turun temurun, di kasepuhan setiap seni yang dimainkan turun temurun," ujarnya.
Menurut Saragosagia, Kesenian Lais ini sering digelar di acara-acara adat.
"Setiap ada kegitan besar di kasepuhan pasti ditampilkan. Itu acara pelengkap kesenian," pungkasnya.
West Java Festival 2025 didukung oleh Bank BJB (Official Banking Partner), Le Minerale (Official Mineral Water), serta sejumlah sponsor lain yang turut berpartisipasi dalam kemeriahan acara ini diantaranya PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), dan Tolak Angin.
(wip/yum)