6 Tokoh Penting Hari Pahlawan Selain Bung Tomo

Nur Khansa Ranawati - detikJabar
Minggu, 09 Nov 2025 20:00 WIB
Ilustrasi hari pahlawan (Foto: Freepik)
Bandung -

Setiap 10 November, masyarakat Indonesia memperingati Hari Pahlawan sebagai bentuk penghormatan terhadap para pejuang yang gugur dalam mempertahankan kemerdekaan.

Salah satu peristiwa paling heroik yang melatarbelakangi penetapan tanggal tersebut adalah Pertempuran Surabaya tahun 1945. Dalam pertempuran itu, rakyat Surabaya berjuang habis-habisan melawan pasukan Inggris yang datang bersama NICA (Netherlands Indies Civil Administration).

Selama ini, nama Bung Tomo menjadi salah satu yang paling dikenal sebagai ikon dari pertempuran tersebut, berkat orasi berapi-apinya yang menggugah semangat. Namun, perjuangan mempertahankan kemerdekaan di Surabaya tidak hanya lahir dari satu sosok saja.

Ada banyak tokoh lain yang turut memainkan peran penting. Mulai dari para ulama, pejabat daerah, dokter, hingga juru foto yang mengabadikan peristiwa bersejarah itu. Untuk mengenang jasa mereka, berikut deretan tokoh penting Hari Pahlawan selain Bung Tomo yang turut berjuang di garis depan Pertempuran Surabaya 1945.

Sejarah Penetapan 10 November Sebagai Hari Pahlawan Nasional

Sebagaimana dilansir dari Surat Edaran Kementerian Sosial, penetapan Hari Pahlawan setiap tanggal 10 November didasarkan pada pertempuran besar di Surabaya pada 10 November 1945. Pertempuran ini menjadi salah satu peristiwa paling heroik dalam sejarah perjuangan Indonesia.

Kala itu, rakyat dan tentara Indonesia menghadapi pasukan Inggris yang datang bersama administrasi NICA setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pertempuran Surabaya tercatat sebagai pertempuran besar pertama antara pasukan Indonesia dengan kekuatan asing setelah merdeka.

Sebelumnya, kedua pihak sempat menandatangani gencatan senjata pada 29 Oktober 1945. Namun, ketegangan tetap tinggi di lapangan. Situasi memanas setelah Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby, pimpinan pasukan Inggris di Jawa Timur, tewas dalam bentrokan di Surabaya pada 30 Oktober 1945.

Kematian Mallaby membuat Inggris marah besar. Mereka kemudian mengeluarkan ultimatum yang dikenal dengan sebutan Ultimatum 10 November 1945, yang menuntut rakyat Surabaya menyerahkan senjata dan menghentikan perlawanan. Jika tuntutan itu diabaikan, Inggris mengancam akan menggempur kota dari darat, laut, dan udara.

Namun rakyat Surabaya menolak menyerah. Ultimatum tersebut justru menyulut semangat juang mereka.

Pertempuran besar pun pecah pada 10 November 1945 dan berlangsung sekitar tiga minggu. Kota Surabaya berubah menjadi lautan api. Ribuan rakyat dari berbagai kalangan turun ke medan laga demi mempertahankan kemerdekaan.

Sekitar 20.000 rakyat Surabaya gugur dalam pertempuran itu, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil. Di pihak Inggris, lebih dari 1.600 prajurit tewas, luka, atau hilang. Kota Surabaya pun luluh lantak.

Atas pengorbanan besar tersebut, pemerintah kemudian menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan Nasional. Hari ini menjadi pengingat abadi akan semangat pantang menyerah rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman penjajahan.

Tokoh-tokoh Penting Hari Pahlawan Nasional Selain Bung Tomo

1. KH. Hasyim Asy'ari

K.H. Muhammad Hasyim Asy'ari adalah seorang ulama besar, pendiri sekaligus Rais Akbar pertama Nahdlatul Ulama (NU), serta pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur. Ia dikenal bukan hanya sebagai tokoh agama, tetapi juga pejuang kemerdekaan yang pengaruhnya besar terhadap jalannya Pertempuran Surabaya.

Peran KH. Hasyim Asy'ari sangat penting karena fatwa "Resolusi Jihad" yang dikeluarkannya pada 22 Oktober 1945 menjadi pemicu semangat perlawanan para santri dan rakyat terhadap pasukan Sekutu. Resolusi tersebut menegaskan bahwa membela tanah air dari penjajah adalah bagian dari jihad fi sabilillah. Seruan ini kemudian menjadi dasar moral dan spiritual bagi ribuan rakyat Surabaya untuk turun ke medan tempur pada 10 November 1945.

2. Gubernur Suryo

Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo atau yang lebih dikenal sebagai Gubernur Suryo, merupakan Gubernur Jawa Timur pertama yang memainkan peran krusial dalam peristiwa Hari Pahlawan. Ia dikenal berani dan tegas dalam menghadapi ultimatum Inggris.

Pada 9 November 1945, sehari sebelum pertempuran besar pecah, Gubernur Suryo menyampaikan pidato yang membakar semangat juang rakyat Surabaya untuk tidak gentar menghadapi pasukan asing. Dalam pidatonya, ia menolak keras ultimatum Inggris yang menuntut rakyat menyerahkan senjata. Sikap tegas itulah yang memicu semangat perlawanan dan menjadi salah satu pemicu utama meletusnya Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.

3. Prof. Dr. Moestopo

Prof. Dr. Moestopo adalah seorang dokter gigi, pendidik, sekaligus pejuang kemerdekaan yang turut ambil bagian dalam pertempuran melawan Sekutu di Surabaya. Ia dikenal sebagai sosok yang tidak hanya piawai dalam dunia medis, tetapi juga memiliki kemampuan memimpin di medan perang.

Moestopo menjabat sebagai Komandan Badan Keamanan Rakyat (BKR) Jawa Timur ketika pertempuran melawan Inggris pecah. Di masa kritis itu, ia bahkan sempat menempatkan dirinya sebagai Menteri Pertahanan RI ad interim sekaligus pemimpin revolusi di Jawa Timur. Ia memimpin upaya perebutan senjata dari tentara Jepang untuk memperkuat persenjataan rakyat Indonesia dalam melawan Sekutu.

Setelah masa perjuangan bersenjata berakhir, Moestopo mengabdikan diri di dunia pendidikan dan kesehatan. Ia mendirikan Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) sebagai bentuk pengabdiannya pada bangsa. Atas jasanya, pemerintah menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2007.




(iqk/iqk)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork