Simulasi Pesawat Gagal Lepas Landas di Bandara Husein: '2 Tewas, 6 Luka'

Bima Bagaskara - detikJabar
Rabu, 24 Sep 2025 12:04 WIB
Simulasi kecelakaan pesawat di Bandara Husein Sastranegara Bandung. Foto: Bima Bagaskara/detikJabar
Bandung -

"Mayday, mayday, mayday...". Suara itu terdengar berulang-ulang dari handy talky para petugas. Panik, terburu-buru, dan bersahutan. Seketika suasana di Bandara Husein Sastranegara, Bandung yang semula tenang berubah mencekam.

Dari kejauhan, deru sirene meraung panjang. Mobil pemadam kebakaran bandara meluncur kencang ke arah landasan. Asap hitam mengepul dari 'pesawat' yang digambarkan tergelincir di ujung runway.

Petugas langsung bergerak menyemprotkan air ke badan pesawat yang terbakar. Tak lama berselang, tim medis berlarian sambil mendorong tandu. Mereka menjemput penumpang yang sebagian tergeletak di rerumputan sisi landasan.

"Cepat, ke pos triase! Prioritas merah dulu!" teriak seorang petugas medis sambil menunjuk ke arah korban dengan kondisi paling parah. Di tenda darurat yang didirikan di sisi apron, dokter dan perawat sigap melakukan pemeriksaan, memasang infus, hingga memberikan oksigen.

General Manager Bandara Husein Sastranegara, R Indra Crisna Seputra menjelaskan dalam simulasi itu diceritakan terdapat pesawat yang gagal melakukan take off dan mengakibatkan sejumlah korban jiwa.

"Tadi ada pesawat dengan gagal take off kemudian terbakar engine sebelah kiri di lokasi. Dan penumpang yang selamat ada 12 orang termasuk kru 4 orang, luka sedang 2 orang, luka berat 4 orang dan dua meninggal dunia," kata Indra saat diwawancarai.

Dia mengatakan, simulasi tersebut merupakan bagian dari kewajiban operator bandara sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang bandara wajib menerapkan safety, security, service dan compliance (3S+1C).

"Sehingga kita melakukan airport emergency full skill dengan mengundang seluruh stakeholder yang masuk dalam komite keselamatan bandara dan ini digelar dua tahun sekali," terangnya.

"Ini berguna untuk kordinasi dan komunikasi sehingga stakeholder yang berhubungan dengan keselamatan terbang tahu soal kecepatan dalam penanganan kecelakaan pesawat," sambungnya.

Sementara Danlanud Husein Sastranegara Kolonel Nav Md Irman Fathurrahman mengungkapkan, simulasi itu sangat diperlukan untuk melihat kesiapan baik dari personel maupun fasilitas untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecelakaan pesawat.

"Kegiatan ini sangat diperlukan, kita bisa mengecek dan merespons apa yang terjadi bila ada emergency, kita bisa menguji semua personel. Sehingga dengan kegiatan ini kita selalu ready menghadapi apapun kejadian yang mungkin sewaktu-waktu akan terjadi," singkatnya.




(bba/sud)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork