Bupati Sukabumi Asep Japar (Asjap) akhirnya angkat bicara soal kasus tragis yang menimpa Raya (4), balita asal Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, yang meninggal dunia dengan tubuh dipenuhi cacing. Asjap menyampaikan permohonan maaf sekaligus menegaskan pemerintah daerah tidak tinggal diam dalam kasus ini.
"Atas nama Pemerintah Kabupaten Sukabumi, saya pertama menyampaikan bela sungkawa terhadap meninggalnya ananda Raya. Saya juga memohon maaf kepada masyarakat atas kejadian ini," kata Asjap di Pendopo Kabupaten Sukabumi yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, Rabu (20/8/2025).
Asjap mengaku langsung bertemu keluarga Raya begitu mendengar kabar duka tersebut. Ia menilai ada persoalan pola asuh dari orang tua yang membuat balita itu rentan sakit.
"Memang kedua orang tuanya punya keterbatasan, baik dari sisi kesehatan maupun kondisi mental. Sehingga pola asuhnya salah, anak jadi terlantarkan, mungkin main di mana saja. Itu yang perlu diluruskan," ujarnya.
Asjap membantah anggapan pemerintah daerah abai. Menurutnya, Raya kerap dibawa ke posyandu maupun puskesmas sebelum akhirnya jatuh sakit parah. "Jadi bukan seolah-olah pemerintah tidak hadir. Saya pastikan perangkat desa, bidan, hingga kecamatan turun langsung. Bahkan orang tuanya kini sedang dirawat di rumah sakit karena TB," kata dia.
Ia menegaskan seluruh perangkat daerah hingga tingkat desa dan RT/RW harus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat miskin agar kejadian serupa tidak terulang. "Kalau ada aparat yang terbukti lalai, tentu akan ada tindakan (sanksi)," tegasnya.
Soal Identitas dan BPJS
Asjap juga menyinggung soal polemik BPJS yang disebut membuat keluarga Raya terhambat mendapat layanan kesehatan. Menurutnya, identitas keluarga memang bermasalah sejak awal. "Pak Udin (ayah Raya) itu memang sering jawabannya berbeda-beda, jadi butuh waktu. Tapi sekarang sudah punya identitas," jelasnya.
Terkait kartu BPJS yang tidak aktif, Asjap menyebut hal itu terjadi karena ada kebijakan di pemerintah pusat. Dengan adanya kasus ini, ia pun berharap pemerintah pusat dapat turut bertindak.
"BPJS dari APBN sekarang banyak yang dinonaktifkan. Begitu dicek di rumah sakit, ternyata sudah tidak aktif. Ini kasihan masyarakat. Mudah-mudahan pemerintah pusat juga mendengar," ujarnya.
Asjap kembali menegaskan bahwa Pemkab Sukabumi akan melakukan evaluasi menyeluruh agar tragedi serupa tidak kembali terjadi. "Sekali lagi saya minta maaf kepada seluruh warga Sukabumi. Ini pelajaran besar bagi kita semua," katanya.
(iqk/iqk)