Sejumlah peristiwa mewarnai pemberitaan di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Selasa (23/5/2023). Mulai dari aksi komplotan begal yang secara sadis mengakibatkan buruh di Cianjur patah tulang, hingga mencuatnya laporan dugaan pencabulan yang diduga dilakukan seorang guru ngaji di Cilengkrang, Kabupaten Bandung. Berikut rangkuman Jabar Hari Ini.
Komplotan Begal Berulah di Cianjur
Aksi komplotan begal mulai mengintai warga Cianjur, Jawa Barat. Seorang buruh pabrik bernama Jafar (22) menjadi korban saat hendak pulang ke rumahnya di Kampung Kulur, Desa Ciherang, Kecamatan Sukaluyu pada Senin (22/5/2023) sekitar pukul 19.30 WIB.
Selain sepeda motor trail-nya dirampas, korban dilaporkan mengalami patah tulang pada kaki dan tangan karena dihantam menggunakan benda tumpul. Pelakunya disebut berjumlah 3 orang saat aksi begal sadis itu terjadi.
Semuanya bermula saat korban pada malam itu melintas di jalan desa Sukasirna-Ciherang, tepatnya di Kampung Babakanturui, Desa Sukasirna, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur. Karena jalan yang minim penerangan, korban tak menyadari sedang dipepet 3 orang yang mengendarai motor matik.
Tanpa banyak basa-basi, komplotan begal ini langsung menghantamkan balok kayu pada bagian kaki kiri dan tangan kanan korban. Tak puas sampai di sana, korban juga ditendang hingga terjatuh ke sawah di samping jalan.
"Keterangan dari korban, setelah dipepet, korban berhenti, kemudian dihantam balok di bagian kaki sebanyak dua kali dan sekali di tangan hingga tulang kakinya patah. Setelahnya ditendang sampai jatuh ke sawah. Usai korban jatuh, pelaku membawa kabur sepeda motor korban," jelas Dedi, warga sekitar.
Korban masih beruntung karena berhasil diselamatkan usai salah seorang warga melintas ke jalan tersebut dan mendengar suara teriakan minta tolong. Namun ironisnya, saat pertama kali ditemukan, korban dalam keadaan tergeletak di tepi sawah dengan kondisi yang mengenaskan.
"Saat akan diangkat dari sawah, korban meringis kesakitan. Ternyata kakinya patah. Jadi cari bantuan lagi karena butuh banyak orang untuk evakuasinya supaya tidak semakin parah kondisinya," ujar dia.
Kapolsek Sukaluyu AKP Yayan Suharyana mengatakan pihaknya sudah menerjunkan anggota ke lokasi untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Korban saat ini masih menjalani pengobatan di rumah sakit hingga kondisinya membaik.
"Informasinya diduga terjadi pembegalan. Anggota sudah di lokasi untuk melakukan penyelidikan dan memintai keterangan dari warga. Korban sedang menjalani pengobatan dan visum di rumah sakit. Secepatnya kami ungkap kasus tersebut," jelas Yayan.
Sementara, Kapolres Cianjur AKBP Aszhari Kurniawan mengatakan pihaknya sudah melakukan penyelidikan dengan menerjunkan tim gabungan untuk mengidentifikasi dan menangkap para pelaku. Menurut Aszhari, pihaknya juga melakukan antisipasi tindak kriminal lainnya, terutama aksi pembegalan.
"Tim gabungan polres dan Polsek sudah melakukan penyelidikan. Secepatnya kami akan ungkap dan tangkap para pelaku," ungkapnya.
Polisi Tembak Mati Perampok Bersenjata Api di Karawang
Polisi memberikan tindakan tegas terhadap 3 kawanan perampok bersenjata yang beraksi di wilayah Jatisari, Kabupaten Karawang pada Senin (22/5/2023) malam. Satu perampok di antaranya ditembak hingga meninggal dunia.
Kapolres Karawang AKBP Wirdhanto Hadicaksono menjelaskan, kelompok perampok tersebut berjumlah tiga orang. Mereka sempat melakukan pengancaman dengan senjata api dan menyekap karyawan mini market.
"Kami Polres Karawang baru saja melakukan penindakan terhadap perampokan yang baru saja terjadi tadi malam, yang terjadi sekitar jam 11 malam di salah satu mini market di Jatisari," ujar Wirdhanto usai memeriksa jenazah di RSUD Karawang, Selasa (23/5/2023).
Kronologis kejadian tersebut, diterangkan Wirdhanto, berdasarkan rekaman CCTV, bermula saat tiga orang pelaku memasuki mini market, lalu melakukan pengancaman dan penyekapan.
"3 orang pelaku memasuki mini market, berdasarkan CCTV pelaku melakukan pengancaman menggunakan senjata api dan senjata tajam, dan menyekap 3 orang karyawan di gudang mini market tersebut," kata dia.
Setelah karyawan disekap, para pelaku sempat merampok sejumlah barang dan uang di mini market tersebut.
Saat kejadian berlangsung, kata Wirdhanto, kebetulan ada masyarakat yang tengah melintas, dan merasa ada kejanggalan di mini market itu, kemudian masyarakat tersebut melaporkan kepada pihak kepolisian.
"Ada masyarakat yang kebetulan melintas, dia merasa ada yang janggal, kemudian melaporkan kepada kepolisian, tak berselang lama tim Sanggabuana yang berpatroli di sekitar lokasi langsung menuju TKP (tempat kejadian perkara)," imbuhnya.
Saat tiba di lokasi, pelaku diketahui masih di dalam menyekap korban, polisi langsung turun dan mendobrak guna menyelamatkan karyawan yang tengah disekap.
"Pelaku masih di dalam, kami kemudian langsung melakukan pendobrakan, dan berhasil menyelamatkan karyawan serta mengamankan salah satu pelaku," ucapnya.
Pelaku lain berhasil melarikan diri, ke arah Cikampek, Kabupaten Karawang, setelah dilakukan pengejaran pelaku sempat melakukan perlawanan dengan menodongkan senjata api.
"Pelaku lain melarikan diri ke daerah Cikampek, namun rupanya salah satu pelaku masih menyimpan senjata api, dan sempat melakukan perlawanan kepada petugas dengan senjata api tersebut. Terpaksa kami melakukan tindakan tegas terukur melakukan tembakan kepada pelaku karena mengancam keselamatan petugas, sehingga menyebabkan satu orang pelaku meninggal dunia," papar Wirdhanto.
Selain seorang pelaku yang berhasil diamankan, dan satu orang pelaku yang berhasil dilumpuhkan, kini pihak kepolisian masih mengejar satu pelaku lain yang berhasil melarikan diri.
"Kami masih melakukan pengejaran terhadap pelaku yang melarikan diri, dua pelaku sudah kami amankan beserta barang buktinya," pungkasnya.
Hasil Visum Siswa Kelas 2 SD yang Tewas Dikeroyok Teman Sekolah
Kasus dugaan penganiayaan yang dialami seorang bocah laki-laki asal Sukaraja, Sukabumi berinisial MH (9) masih belum menemukan titik terang. Diketahui, MH meninggal dunia di rumah sakit setelah diduga mengalami penganiayaan oleh temannya di sekolah.
Kapolres Sukabumi Kota AKBP Ari Setyawan Wibowo dengan terang-terangan meminta waktu untuk melakukan pendalaman terkait kasus tersebut. Terlebih, kata dia, kasus ini melibatkan anak-anak di bawah umur yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
"Beri kami waktu untuk melaksanakan penyelidikan secara utuh terhadap penanganan kasus ini, apabila sudah melaksanakan secara utuh, kita akan melaksanakan gelar perkara. Sehingga kita dapat menyimpulkan secara utuh terkait penanganan kasus dugaan kekerasan yang mengakibatkan anak meninggal dunia," kata Ari kepada awak media di Mapolres Sukabumi Kota, Selasa (23/5/2023).
"Kalau waktu (berapa lama) intinya kita dalam penanganan, terutama dari kasus ini juga kita akan secepatnya untuk membuat terang kasus ini kepada seluruh masyarakat. Agar tidak ada yang ditutup-tutupi, tidak ada informasi yang liar," sambungnya.
Sejauh ini, polisi telah memeriksa 15 orang saksi yang terdiri dari enam orang anak atau siswa SD, empat orang dari pihak keluarga, dua orang dari pihak rumah sakit dan tiga orang guru. Hasil visum pun sudah diterima dari dua rumah sakit swasta yang ada di Sukabumi.
"Sudah keluar (hasil visum) namun saat ini tidak dapat menyampaikan di sini karena kami sekali lagi mau melaksanakan penyelidikan secara utuh," ujarnya.
Ditanya soal dugaan kekerasan di tubuh korban, Ari meminta agar awak media bersabar dan menunggu hasil penyelidikan. "Nanti. Saya pastikan bahwa kita dari kepolisian akan melaksanakan penyelidikan ini secara normatif, objektif dan prosedural sesuai dengan perturan yang ada," katanya.
Kasus dugaan penganiayaan yang menimpa MH (9) ini diungkap oleh sang kakek inisial HY (52). Peristiwa penganiaayan itu disebut terjadi pada Senin (15/5) lalu hingga mengakibatkan MH harus dirawat di rumah sakit sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Mulanya keluarga tak menduga MH korban penganiayaan. Namun, korban mengakui ada penganiayaan itu kepada dokter yang menangani di rumah sakit.
"Kita nggak nyangka itu penganiayaan. Pas saya bawa ke rumah sakit, anak itu nggak ngaku, mungkin diancam saya kurang paham. Setelah dokter nanya sampai empat kali baru dia ngaku, dipukulin," kata HY.
"Kalau untuk keluarga yang penting gini aja, minta dituntaskan pelaku siapa yang sebenarnya dan minta pertanggungjawaban dari keluarganya (pelaku) dan tanggungjawab sekolah," sambungnya.
(ral/iqk)