Round Up

Heboh Ular Naga Ditemukan Hidup di Pegunungan Sanggabuana Karawang

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 02 Nov 2022 20:00 WIB
Ular naga Jawa di Pegunungan Sanggabuana, Karawang. (Foto: dok. Sanggabuana Conservation Foundation)
Karawang -

Peneliti dibuat terkejut dengan temuan ular naga di kawasan Pegunungan Sanggabuana, Karawang. Sebelumnya, ular naga disebut hanya merupakan hewan mitologi yang tak pernah terlihat wujud aslinya.

Namun Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) berhasil menemukan hewan berdarah dingin tersebut. Ular naga itu ditemukan di aliran Sungai Curug Cikoleangkak, di Pegunungan Sanggabuana, Kecamatan Tegalwaru, Karawang.

"Ular naga ini bernama latin Xenodermus javanicus, ini adalah jenis ular dari family Xenodermidae. Ular ini ditemukan dengan ukuran panjang sekitar 50 centimeter dan merupakan satwa endemik Jawa," kata Divisi Konservasi Keanekaragaman Hayati SCF Deby Sugiri saat dikonfirmasi detikJabar, Rabu (2/11/2022).

Deby menuturkan, ular naga itu tidak akan ditemukan di pulau lain selain di pulau Jawa. Oleh karena itulah ular tersebut merupakan satwa endemik dari pulau Jawa.

Meski namanya ular naga, namun bentuk ular tersebut berbeda dengan bentuk naga dalam mitologi. Naga dalam mitologi digambarkan mempunyai sayap, namun ular naga Jawa yang ditemukan ini tidak mempunyai sayap dan tidak pula bisa menyemburkan api dari mulutnya.

Menurut Deby, pihaknya telah berupaya untuk mencari keberadaan ular naga tersebut sejak setahun terakhir. Namun ular itu baru bisa ditemukan beberapa hari lalu.

"Kami memang sedang mencari ular naga Jawa ini sejak setahun yang lalu di sepanjang belantara Pegunungan Sanggabuana. Namun, baru ditemukan pada Sabtu kemarin ketika melakukan analisis vegetasi bersama dengan teman-teman dari Fakultas Biologi Universitas Nasional Jakarta dan Sispala SMAN 1 Tegalwaru," ungkapnya.

Deby juga menjelaskan ciri fisik, habitat dan kebiasaan ular naga Jawa yang ditemukan di Pegunungan Sanggabuana tersebut.

"Secara habitat, ular naga jawa ini menyukai tempat lembab dan berbatu, ular ini juga unik dan endemik karena merupakan jenis reptil semi akuatik," kata Deby.

Deby menuturkan ular naga jawa sendiri masuk dalam kategori ular yang tidak berbisa dan cenderung mudah stress.

"Kalau di dalam literatur ular naga jawa ini masuk dalam jenis ular dataran tinggi, tapi pada saat ditemukan di Curug Cikoleangkak berada di ketinggian sekitar 565 mdpl (meter di atas permukaan laut) dan ini masih di dataran menengah," kata dia.

Seperti diketahui, ular naga jawa adalah ular jenis kecil pemakan ikan dan katak atau kodok. Biasanya ular ini dapat ditemui di dataran tinggi 1.000 mdpl.

"Ular naga jawa juga merupakan satwa yang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Jika iklim atau agroklimat berubah maka ular naga jawa ini akan gampang stress dan mati," ungkapnya.

"Ular naga jawa ini mempunyai sisik yang lebih kasar dibanding ular pada umumnya, lebih mirip dengan sisik biawak. Ciri khas lainnya yang mirip dengan naga adalah adanya sisik atau duri menonjol yang disebut hemipenial di sepanjang punggung atau bagian dorsal," lanjutnya.

Dia juga menjelaskan barisan hemipenial di bagian dorsal ini juga berjajar rapi, mirip dengan tubuh naga dalam mitologi. Hemipenial di belakang kepala ular naga Jawa, pada beberapa individu terlihat sangat menonjol hingga seperti membentuk tanduk atau mahkota di bagian belakang kepalanya.



Simak Video "Menantang Diri Naik Seluncuran Seru di Wonderland Adventure Waterpark, Karawang"

(dir/dir)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork