Raja Namrud adalah raja yang memiliki kekuasaan selama 400 tahun lamanya dan wilayah yang sangat besar hampir seluruh dunia. Hal ini menyebabkan dirinya berlaku sombong, kafir, dan menyamakan dirinya dengan Tuhan.
Menurut para ahli tafsir, ulama ahli nasab, dan pakar sejarah, Raja Namrud adalah raja Babilonia yang memiliki nama lengkap Namrud bin Kan'an bin Kausy bin Sam bin Nuh. Sementara itu, ulama lainnya mengatakan namanya adalah Namrud bin Falih bin Abir bin Shaleh bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh.
Mujahid dan para ulama lainnya mengatakan, kecongkakkan Raja Namrud semakin jadi karena ia termasuk dalam empat raja yang pernah menguasai hampir seluruh muka bumi. Dua raja merupakan dari golongan orang mukmin, Raja Dzul Qarnain dan Sulaiman, lalu dua lainnya dari golongan kafir termasuk, Raja Namrud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Raja Namrud hidup pada masa Nabi Ibrahim AS. Karena kecongkakkannya, Nabi Ibrahim AS pun menantang Raja Namrud dengan mengeluarkan bukti-bukti bahwa dirinya keliru dan bukanlah Tuhan sebagaimana yang diklaimnya.
Kisah Nabi Ibrahim AS Melawan Raja Namrud
Dikutip dari Kisah Para Nabi oleh Imam Ibnu Katsir, Nabi Ibrahim AS mengajak Raja Namrud untuk mengakui bahwa satu-satunya Tuhan adalah Allah SWT dan beribadah hanya kepada-Nya. Namun, Raja Namrud menolak dan malah mengklaim dirinya sebagai Tuhan.
Kisah ini terabadikan dalam surah Al-Baqarah ayat 258-260,
أَلَمْ تَرَ إِلَى ٱلَّذِى حَآجَّ إِبْرَٰهِۦمَ فِى رَبِّهِۦٓ أَنْ ءَاتَىٰهُ ٱللَّهُ ٱلْمُلْكَ إِذْ قَالَ إِبْرَٰهِۦمُ رَبِّىَ ٱلَّذِى يُحْىِۦ وَيُمِيتُ قَالَ أَنَا۠ أُحْىِۦ وَأُمِيتُ ۖ قَالَ إِبْرَٰهِۦمُ فَإِنَّ ٱللَّهَ يَأْتِى بِٱلشَّمْسِ مِنَ ٱلْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ ٱلْمَغْرِبِ فَبُهِتَ ٱلَّذِى كَفَرَ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ
Artinya: "Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan," Orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim."
Raja Namrud mengaku sebagai Tuhan yang dapat menghidupkan atau mematikan orang. Hal yang dimaksud olehnya adalah ia bisa menentukan nasib orang lain dengan membiarkannya hidup atau memberinya hukuman mati.
Namun tentunya bukan ini yang dimaksud oleh Nabi Ibrahim AS. Allah SWT dapat menghidupkan orang dari yang tidak ada menjadi ada dan mematikan yang ada menjadi tidak ada.
Pada ayat berikutnya dijelaskan bahwa Nabi Ibrahim AS menunjukkan kekuasaan Allah SWT yang bisa mengatur tata surya dan mengatur siang dan malam. Lalu beliau menantang Raja Namrud untuk menunjukkan kemampuannya menerbitkan Matahari dari barat.
Dengan kesesatan, kebodohan, dan kebohongan dakwahnya, ia tidak bisa berkata apa-apa untuk menjawab Nabi Ibrahim AS. Barulah Allah SWT berfirman seperti di ayat yang terakhir bahwa Allah SWT tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.
Kekejaman Raja Namrud kepada Nabi Ibrahim AS
Abdurrazaq telah meriwayatkan dari Ma'mar, dari Zaid bin Aslam, bahwa suatu waktu Raja Namrud mengadakan sebuah jamuan makan yang dihadiri oleh rakyatnya. Nabi Ibrahim AS pun datang memenuhi undangan tersebut.
Namun, hari itu terjadi perdebatan antara Nabi Ibrahim AS dengan Raja Namrud. Akhirnya Nabi Ibrahim AS tidak diberi makanan sedikitpun hingga pesta itu selesai.
Saat perjalanan pulang, Nabi Ibrahim AS mengambil pasir lalu ditaruhnya di kedua kantongnya, seraya berkata, "Kehadiranku akan membuat repot keluargaku."
Sesampainya dirumah ia tertidur karena terlalu lelah dan lemas. Saat bangun betapa terkejutnya dirinya sebab menemui Sarah, istrinya sudah memasak. Sarah mengatakan bahwa bahan masakan itu ditemukannya di kantong-kantong suaminya.
Padahal seingat Nabi Ibrahim AS, dirinya hanya membawa pasir di kedua kantongnya. Namun, akhirnya Nabi Ibrahim AS menyadari bahwa hal tersebut adalah rezeki yang diberikan oleh Allah SWT.
Laknat Allah SWT untuk Raja Namrud
Zaid bin Aslam berkata, "Allah mengutus malaikat kepada raja yang sombong itu agar ia beriman kepada Allah, tetapi ia menolaknya. Malaikat mengajaknya untuk yang kedua kali, tetapi ia menolaknya hingga malaikat mengajaknya untuk yang ketiga kali dan lagi-lagi ia tetap menolaknya. Akhirnya malaikat berkata: 'Kumpulkan bala tentaramu dan aku akan mengumpulkan bala tentaraku'."
Esoknya, Raja Namrud benar-benar mengumpulkan bala tentaranya dan seluruh pasukan. Namun, yang datang bukanlah tentara perang melainkan pasukan nyamuk yang sangat banyak.
Nyamuk-nyamuk itu lantas menghisap darah bala tentara Raja Namrud dan bahkan mengoyak daging-daging mereka hingga tersisa hanyalah tulang belulang.
Salah satu nyamuk datang kepada Raja Namrud yang tidak ikut berperang dan masuk ke hidungnya selama 400 tahun. Selama 400 tahun itu jugalah Raja Namrud selalu memukuli kepalanya dengan tongkat besi agar nyamuk itu keluar.
Itulah azab yang dikirim oleh Allah SWT untuk Raja Namrud hingga akhirnya binasa karena seekor nyamuk. Naudzubillahi min dzalik.
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi