Saat berkunjung ke Baitullah, umat Islam akan melihat empat rukun Ka'bah. Keempatnya menghadap ke arah mata angin utama.
Empat rukun Ka'bah ini dibangun oleh Abdullah bin Az-Zubair pada 64 H, sebagaimana dikatakan dalam buku Al-Kakbah Al-Musyarrafah wa Al-Hajar Al-Aswad (Ru'yah 'Ilmiyyah) karya Muhammad Abdul Hamid Asy-Syarqawi dan Muhammad Raja'i Ath-Thahlawi.
Semula saat Nabi Ibrahim AS membangun Ka'bah hanya ada 2 rukun saja, yaitu rukun Yamani dan rukun Hajar Aswad. Sementara itu, bentuk Hijr Ismail melingkar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, Abdullah bin Az-Zubair kembali membangun Ka'bah dan menjadikan Ka'bah memiliki empat rukun (sudut). Empat rukun Ka'bah tersebut di antaranya:
1. Rukun Hajar Aswad merupakan titik tolak dimulainya thawaf menghadap ke arah timur.
2. Rukun Iraqi menghadap ke arah utara.
3. Rukun Syami menghadap ke arah barat.
4. Rukun Yamani menghadap ke arah selatan.
Berdasarkan itu semua, letak dinding Ka'bah berada di antara arah utama sebagai berikut,
1. Dinding sebelah tenggara terletak di antara rukun Iraqi dan rukun Hajar Aswad
2. Dinding sebelah timur laut terletak di antara rukun Yamani dan rukun Hajar Aswad
3. Dinding sebelah barat laut yang terletak di antara rukun Yamani dan rukun Syami
4. Dinding sebelah barat daya terletak di antara rukun Iraqi dan rukun Syami.
Wahbah az-Zuhaili dalam Kitab Fiqhul Islam wa Adillatuhu Juz 3 menjelaskan mengenai sunnah yang dapat dilakukan saat berada di rukun Yamani dan rukun Hajar Aswad.
Saat melaksanakan thawaf para jamaah haji maupun umrah disunnahkan untuk mengusap rukun Yamani dengan tangan, tetapi tidak perlu menciumnya sebab tidak ada riwayat yang menganjurkannya.
Hal ini dijelaskan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari riwayat Ibnu Umar,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ كَانَ لَا يَسْتَلِمُ إِلَّا الْحَجَرَ وَالرُّكْنَ الْيَمَانِي
Artinya: "Nabi SAW dulu hanya mengusap Hajar Aswad dan rukun Yamani."
Disunnahkan pula untuk membaca doa di antara dua rukun Yamani yaitu (rukun Yamani dan rukun Hajar Aswad) dengan bacaan berikut,
اللهم آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya: "Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta lindungilah kami dari siksa neraka."
Menurut mazhab Syafi'i mengusap Hajar Aswad dengan tangan kanan atau bahkan kedua telapak tangan pada permulaan thawaf serta pada setiap awal putaran, lalu menciumnya tanpa bersuara, serta menempelkan kening di atasnya tanpa menyakiti orang lain termasuk amalan sunnah saat melaksanakan thawaf.
Dianjurkan juga untuk membaca takbir, tahlil, tahmid, dan salawat kepada Nabi Muhammad SAW. Dalil anjuran untuk mengusap dengan tangan tanpa menyakiti orang lain diriwayatkan oleh Imam Syafi'i dan Ahmad dari Umar RA,
أَن النبي ﷺ قَالَ: يَاعُمَرُ إِنَّكَ رَجُلٌ قَوِيٌّ لا تُرَاحِمْ عَلَى الْحَجَرِ فَتُؤْذِي الضَّعِيفَ إِنْ وَجَدْتَ حَلْوَةً وَإِلَّا فَهَلِلْ وَكَبَرْ
Artinya: "Nabi SAW pernah bersabda, "Hai Umar, engkau seorang pria yang kuat. Jangan berdesakan untuk (mendekati) Hajar Aswad sehingga engkau menyakiti orang yang lemah. Jika suasana lapang, barulah engkau mendekatinya (untuk mencium). Tetapi jika tidak, cukuplah engkau bertahlil dan bertakbir."
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi