Faqr

Kolom Hikmah

Faqr

Aunur Rofiq - detikHikmah
Jumat, 07 Jun 2024 08:01 WIB
Aunur Rofiq
Foto: Dokumen pribadi Aunur Rofiq
Jakarta -

Mari kita simak Maulana Rumi bersyair:

Kefakiran adalah esensi, semua yang selainnya adalah penampilan
Kefakiran adalah obat, semua yang selainnya adalah penyakit
Seluruh semesta adalah sia-sia dan fatamorgana penipu
Kefakiran adalah akam rahasia dan tujuan utama

Pada esensinya seorang manusia itu lemah, fakir dan selalu membutuhkan Allah SWT. karena setiap detik dalam nafasnya selalu ada takdir-Nya. Semua kebutuhannya tidaklah mungkin terpenuhi jika tiada pemberian-Nya. Allah SWT. berfirman dalam surah Fathir ayat 15 yang berbunyi, " Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah Dialah Yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu), Maha Terpuji. Hanya Allah Tuhan yang patut disembah."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ayat di atas menunjukkan kebesaran Sang Pencipta dan rendahnya manusia yang selalu membutuhkan-Nya. Sebenarnya eksistensi manusia menjadi " ada " dikarenakan limpahan wujud Illahi. Oleh karena itu tiadalah pantas seseorang yang selalu menampilkan sikap sombong, merasa dirinya lebih dari yang lain sehingga memandang rendah para relasinya.

Kata Faqr berarti melarat, tidak ada daya untuk memiliki apa yang menjadi kebutuhannya. Para sufi mengartikan faqr sebagai mengosongkan hati ( takhalli ), ini merupakan kesadaran atas kebutuhan kepada Allah SWT. semata. Oleh karena itu para sufi ( mereka ) tidak perlu menunjukkan kefakiran mereka pada manusia. Jadi faqr menurut sufi tidaklah sama dengan yang pengertian orang kebanyakan yaitu berarti " kekurangan." Kefakiran dan kebutuhan manusia tidaklah menjadi sebab kehinaan dirinya. Kedua hal ini justru menjadi jalannya bagi kemuliaan sesuai dengan kesadaran tentang kefakiran. Ingatlah bahwa kebutuhan dan kefakiran kepada Allah SWT. merupakan bentuk kekayaan yang mutlak dan itulah yang dinamakan kekayaan sejati. Bukan mengumpulkan sebanyak-banyaknya kekayaan harta dan dengan bangganya mengatakan itu adalah hasil upayanya. Upaya adalah sebab, namun jika Sang Kuasa tidak berkenan memberinya maka upaya itu tidak seperti yang diinginkan.

ADVERTISEMENT

Manusia ditinjau dari ukuran fisik dan kekuatan lahiriah, manusia adalah makhluk yang kecil dan lemah. Namun hal yang tidak bisa diingkari dari potensi internal bahwa manusia adalah makhluk pilihan. Jika kita amati tubuh manusia adalah mempunyai kelengkapan yang mumpuni, khususnya diberikan nafsu dan akal. Keunggulan manusia disampaikan oleh seorang penyair dengan bersenandung :

" Obatmu ada dalam dirimu, tetapi kau tidak melihatnya
Penyakitmu ada dalam dirimu, tetapi kau tidak menyadarinya
Kau sangka dirimu materi yang mungil
Padahal di dalam dirimu terangkum alam yang besar."

Gambaran ini telah menunjukkan kelebihan manusia dibanding makhluk lainnya. Hasrat muncul jika dilandasi nafsu, maka ia akan bersahabat dengan pembisik diri yang disebut setan, namun jika hasrat telah melebur dari jiwa yang bersih menuju pada-Nya maka ia berada di sisi-Nya. Upaya menuju pada-Nya bukanlah hal mudah, hal ini terbukti banyaknya manusia yang berhasrat pada kedudukan dunia, kekayaan dan melampiaskan nafsu syahwatnya. Kekhawatiran selalu menjadi alasan seseorang untuk melakukan perbuatan yang dianggap " pengaman " karena ia sadar dan menganggap kekuasaan itu segalanya. Wahai orang yang berambisi, ingatlah bahwa kekuasaan sejati ada di tangan-Nya dan janganlah engkau berpaling, mohonlah bimbingan agar tidak sesat jalan.

Sebaik-baik pelindung adalah Allah SWT. tidaklah pantas seseorang minta perlindungan selain-Nya. Setiap manusia dapat memuja dan memuji, berdo'a dan memohon kepada-Nya tanpa memerlukan mediator. Bukan datang pada dukun, orang pintar dan sebagainya. Ingatlah bahwa salah satu kemuliaan dan merupakan derajat yang tinggi bagi manusia disisi-Nya. Mari kita simak firman-Nya pada surah al-Baqarah ayat 186 yang berbunyi, " Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka ( jawablah ), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila dia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi ( segala perintah )-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."

Kefakiran terhadap Yang Kuasa adalah jalan menuju-Nya. Memohon pada-Nya adalah perintah-Nya, karena rahmat Allah SWT. terbuka seluas-luasnya bagi manusia sehingga setiap saat dapat menerima anugerah-Nya tanpa batas. Sikap fakir telah dicontohkan para sahabat Rasulullah SAW. seperti Abdurrahman ibn Auf. Dia tidak pernah menjadi budak kekayaannya, justru hartanya digunakan untuk di jalan-Nya. Pernah saat tertentu dia membawah kafilah beriringan sejumlah 700 kendaraan dengan muatan penuh, semua itu diserahkan dan dibagikan penduduk Madinah. Saat paceklik juga Ustman ibn Affan juga melakukan hal yang sama. Mereka ini adalah orang-orang yang menjalan perintah-Nya sehingga dunia ( kekayaan ) hanya sampai di tangan tidak sampai masuk ke hati.

Sadarlah bahwa manusia itu makhluk yang lemah, oleh sebab itu sebagai hamba-Nya hendaklah selalu memohon dan butuh pada-Nya. Segala kebutuhannya akan dicukupi sepanjang menjalankan perintah dan beriman pada-Nya. Apa pun posisi seseorang ( jabatan paling tinggi sekalipun di dunia ) tiada pantas untuk bersombong diri, karena kekuasaan yang engkau pegang itu adalah pemberian-Nya. Ingatlah bahwa kekuasaan itu bisa dicabut, dialihkan atas kehendak-Nya. Jika engkau memperoleh amanah kekuasaan, janganlah zalim namun pergunakan untuk menyebarkan manfaat bagi sesama.

Semoga Allah SWT. memberikan petunjuk-Nya, agar kita semua menyadari sepenuhnya bahwa kita membutuhkan-Nya, bukan pada selain-Nya, Aamiin.

Aunur Rofiq
Ketua DPP PPP periode 2020-2025
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih - Redaksi)




(erd/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads