Can't Wait! Komunitas Film Bogor Perdana Bikin Film Layar Lebar


Suatu hari, Bani Marhaen, seorang penulis dan sutradara asal Bogor menyadari kalau sepanjang karirnya ia jarang bertemu crew atau praktisi industri dari Bogor. Lalu pada 2018, ia pulanglah ke Kota Hujan tersebut sambil menelusuri "Komunitas Film Bogor" di Google.
Hasilnya nihil. Tanpa berpikir panjang, di tahun yang sama ia bergegas membentuk komunitas sesuai dengan nama yang ia cari, yaitu Komunitas Film Bogor.
Akhirnya dibuat acara nobar perdana di samping gedung kesenian Kabupaten Bogor. Dan terkuaklah kalau rupanya banyak komunitas dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) fim di Bogor, ada Cinema Darurat, Agrimovie, Bale Film, CLP, Sebs Sine Club, Mavnet, Bogor Cinema, Uncle S, dan masih banyak lagi.
Sejak saat itu, komunitas ini menjelma sebagai tempat nongkrong pecinta film yang banyak mengadakan kegiatan tentang dunia perfilman tentunya.
Mulai dari nonton bareng, berbagi informasi film lewatInstagram @komunitasfilmbogor yangdesainnya artistik abis sampai menggarap film pendek. Salah satu yang mencuri perhatian adalah Asa Rasa di Suryakencana yang terinispirasi dari kisah Guan Tjo & Pak Oo, 2 pedagang legendaris yang sudah bersahabat dan akrab lintas generasi. Film ini dekat banget sama kehidupan asli warga Bogor dan buktiin kalau Bogor adalah kota yang rukun dan beragam. kaya keberagaman.
Film Layar Lebar Perdana Komunitas Film Bogor
Tahun ini, Komunitas Film Bogor akan memproduksi film sebagai bagian dari kampanye "Produksi Film Bioskop" dan project jangka panjang untuk pengembangan industri film mandiri. Nantinya, film ini akan ditayangkan di seluruh bioskop Indonesia dan juga OTT (Netflix, Prime Video, Maxstream, Vidio.com, dan lainnya).
Tujuan utamanya untuk membangun ekosistem film independen yang mandiri dan berkelanjutan. Sebelum memproduksi film Panjang komersial, selama ini mereka juga rutin melakukan distribusi dan promosi, apresiasi, hingga program edukasi (kelas film kilat, workshop, short course 3 bulan), eksplorasi, ekshibisi (nobar dan diskusi film bareng komunitas), dan festival film.
Mereka open casting untuk menyediakan ruang kolaborasi aktor dan aktris dari berbagai latar belakang yang ingin turut andil dalam produksi film yang dibangun bersama ini.
Kerennya lagi, para pemeran tidak hanya tampil di layar lebar, tapi juga akan mendapatkan pelatihan, pendampingan, dan kesempatan berkembang bersama dalam proses kreatif. Proses syuting pun telah berlangsung pada 23 Agustus - 2 September 2025.
Selain itu, mereka membuka kesempatan kolaborasi dalam producers team berbagai posisi juga magang sebagai crew.
![]() |
Dampak Produksi Film
Produksi film ini akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi, pariwisata dan UMKM, penyerapan tenaga kerja, profesional dan non profesional, edukasi, seni budaya, optimalisasi, dan ekonomi kreatif pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Komunitas Film Bogor pun membuka donasi atau investasi untuk menghasilkan karya besar ini.
Nantinya 95% dari setiap keuntungan film akan dialokasikan untuk apresiasi tim kreatif, produksi dan crownfunder atas value yang diberikan dalam karya film ini, juga untuk mempersiapkan film Panjang Komunitas Film Bogor berikutnya.
Sementara 5% akan digunakan untuk membangun program berikut ini:
1. Bioskop Film Alternatif: Wadah distribusi pelaku film independen di Bogor dari kalangan pelajar, mahasiswa, UKM atau Komunitas, sampai kalangan umum.
2. Program Workshop Film Rutin: Sarana pembelajaran alternatif bagi calon pelaku film baru.
3. Festival Film Bogor: Sarana apresiasi untuk pelaku film independen khususnya di Bogor.
Wah nggak sabar banget nunggu filmnya ya, detikers.
(com/com)