Bandung Berubah Jadi Lautan Literasi, Kok Bisa?


Selama ini mungkin kamu taunya istilah bandung lautan api, peristiwa yang terjadi sebagai bentuk perlawanan kepada pasukan Belanda yang ingin merebut Bandung. Tapi tau nggak, ada sekelompok orang yang ingin menjadikan bandung lautan literasi untuk melawan ketidaktahuan dan kebodohan yang mengancam masyarakat.
Namanya Bandung Book Party. Komunitas yang ingin berpesta dengan buku, memaknai kata demi kata, lembar demi lembar, untuk mengisi wawasan, sekadar hiburan, atau pelarian dari padatnya rutinitas.
Tak ada batasan untuk siapapun bergabung, semua orang dari berbagai kalangan bisa ikut merasakan serunya membaca bareng-bareng. Tak hanya literasi, mereka juga mengadakan diskusi dan sharing tentang buku kesukaan masing-masing.
Beragam kegiatan telah mereka gelar, salah satunya kegiatan rutinitas berkumpul di Taman Film, Kota Bandung untuk menikmati bacaan bersama. Pada 27 April 2025, komunitas ini mengadakan spesial kolaborasi dengan detikEdu.
![]() |
Sesi silent reading, sharing session, games, hingga pembagian doorprize meramaikan acara yang diadakan untuk memperingati Hari Kartini dan Hari Buku Nasional tersebut.
Ratusan orang dari berbagai latar belakang duduk di atas rumput sintetis, kemudian membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 10-15 orang.
Mereka memegang buku masing-masing, beda genre tak masalah, karena tujuannya tetap satu, menyalurkan hobi dan memperluas relasi.
Fokus membaca buku masing-masing atau silent reading adalah kegiatan utama dalam acara ini. Selain itu, perdana juga diperkenalkan dua program baru, yaitu Moms Book Party dan Kids Book Party.
Saat diwawancarai detikJabar, Ketua Umum Bandung Book Party, Sidik Ahmad Fauzi mengungkapkan keinginannya untuk menjadikan budaya membaca sebagai tren di Kota Bandung sehingga melahirkan Generasi Emas 2045.
Bandung Book Party tumbuh tak sekadar menjadi ruang membaca, tapi juga ruang tukar pikiran, memantik rasa kritis, dan menghidupkan literasi tanpa henti.
(com/com)