Ganjar Pranowo buka suara terkait hasil PDI Perjuangan di Pilkada 2024. Beda hasil diperoleh di dua kandang banteng; Jawa Tengah (Jateng) dan Bali.
Jagoan PDIP di Bali, Wayan Koster-I Nyoman Giri Prasta, telah mengeklaim kemenangan mutlak atas pasangan Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradanyana (Mulia-PAS). Koster-Giri menang di delapan dari sembilan daerah di Bali.
Hasil minor justru diperoleh duet Andika Perkasa-Hendrar Prihadi. Pasangan ini keok dari Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen versi hitung cepat. Dominasi PDIP di Jateng tumbang dari jagoan KIM Plus yang disokong Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Prabowo Subianto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ganjar menegaskan, PDIP melihat adanya kecurangan di Jateng. Dugaan kecurangan itu telah dilaporkan ke Bawaslu.
"Kita tunggu saja semua laporan apakah diproses atau tidak," ujar Ketua DPP PDI Perjuangan itu saat ditemui di sela-sela Rakernas Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin) di Bali, Jumat (29/11/2024).
PDIP mendapatkan sejumlah temuan pelanggaran di Jateng. Namun, ia tidak menjelaskan secara detail pelanggaran yang ditemukan tersebut.
"Ada yang dilaporkan, ada yang belum. Maka tinggal menunggu aja prosesnya," ungkap Ketua PDIP bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah itu.
Kekalahan Andika-Hendrar Dinilai Hal Biasa
Ganjar tak banyak berkomentar terkait kekalahan pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2024. Menurut Ganjar, kalah menang adalah hal yang biasa.
Berdasarkan hasil hitung cepat Charta Politika, duet Andika-Perkasa hanya bisa meraup 41,56 persen suara di kandang banteng itu. Sementara itu, rival mereka Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen unggul dengan 58,44 persen suara.
"Ada yang kalah, ada yang menang, sebuah proses pasti biasa," tandas mantan Gubernur Jawa Tengah itu.
PDIP Menang karena Tak Ada Intervensi Aparat
Ganjar menyebut capaian Pramono-Rano di Pilgub Jakarta 2024 juga didapatkan berkat tidak adanya tekanan dari aparat terhadap paslon nomor urut 3 itu. Menurutnya, hal itu juga menjadi kunci kemenangan calon kepala daerah yang diusung PDIP di beberapa daerah.
"Tentunya saya ingatkan lagi, ketika forum itu terbuka dan aparat yang tidak berwenang itu tidak ikut terlibat, maka rata-rata kami berhasil memenangkan (pilkada) di banyak tempat," imbuh Ganjar.
Seperti kemenangan di Jakarta dan Bali, Ganjar menyebutkan partai berlambang banteng itu solid, ditambah dukungan dari relawan. "Soliditas partai, kemudian dukungan dari relawan," ujar Ganjar.
Pesan Ganjar Pramono-Rano dan Koster-Giri
Ganjar juga memberikan pesan untuk Koster-Giri Duet Koster-Giri memenangkan Pilgub Bali 2024 berdasarkan hasil hitung cepat.
Menurut Ganjar, kini saatnya Koster meningkatkan pelayanan publik yang sudah dia bangun saat menjadi gubernur Bali pada periode pertama. Ia meminta Koster-Giri untuk mendengarkan aspirasi masyarakat Bali.
"Pak Koster sudah dua periode, maka improvement atau kebijakan publik yang lebih baik untuk masyarakat Bali ini waktunya," ujar Ganjar.
Ganjar menilai kunci kemenangan Koster-Giri adalah tingginya kepercayaan masyarakat Bali terhadap kedua tokoh tersebut. Mantan gubernur Jawa Tengah itu menyebut jagoan PDIP di Pilgub Bali 2024 mampu mengamankan suara dari masyarakat adat.
"Kalau saya mengartikan kepercayaan publik yang muncul dan salah satunya adalah masyarakat adat yang sangat kuat di Bali ini," tutur Ganjar.
Sedangkan untuk Pramono-Rano, ia berharap dengan pengalaman yang dimiliki kedua tokoh itu dapat memenuhi harapan masyarakat Jakarta.
"Mas Pram sama Bang Rano orang yang punya pengalaman. Mudah-mudahan ini juga bisa memberikan perbaikan-perbaikan dan memenuhi harapan masyarakat yang ada di Jakarta dan sekitarnya," pungkas Ganjar.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu berharap perolehan suara Pramono-Rano tetap stabil sesuai dengan hasil hitung cepat. Dia berharap jagoan PDIP itu bisa memenangkan Pilgub Jakarta 2024 satu putaran.
(dpw/dpw)