Calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut 1 Yohanis Fransiskus Lema alias Ansy Lema berjanji akan menyelesaikan persoalan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di NTT. Ansy meyakini pasangan yang mendampinginya, Jane Natalia Suryanto, mampu menyelesaikan dan memberikan perhatian penuh terhadap persoalan kaum perempuan di NTT.
"Kami datang untuk membereskan semuanya dengan keseriusan dan dedikasi tanpa batas, karena korban TPPO paling banyak adalah kaum perempuan," kata Ansy seusai agenda dialog terbatas di Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, NTT, Sabtu (28/9/2024) sore.
Menurut politikus PDIP itu, kebijakan yang diambil saat terpilih pun akan berpihak kepada kepentingan dan isu-isu perempuan. Seperti kesejahteraan, akses pelayanan kesehatan, dan pendidikan yang maksimal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan optimalkan semuanya untuk kepentingan perempuan karena ini adalah wujud penghormatan dan penghargaan kami terhadap kaum perempuan," ungkap Ansy.
Ansy menegaskan dalam penumpasan terhadap mafia TPPO, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT tidak bekerja sendiri, tapi harus berkoordinasi dengan polisi untuk menanganinya.
Dia lantas mempertanyakan alasan tenaga kerja asal NTT banyak yang keluar untuk bekerja jadi buruh migran. Menurutnya, hal itu dilatarbelakangi oleh persoalan minimnya lapangan kerja dan perlu dicarikan solusi oleh pemerintah.
Selain itu, Ansy melanjutkan, membangun NTT tidak harus dengan skema APBD dan APBN, tapi harus mendorong pembiayaan pembangunan NTT lewat sektor-sektor nonAPBD dan APBN dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif sehingga menciptakan lapangan pekerjaan baru.
"Dalam penumpasan kejahatan kemanusian (TPPO), betul-betul selektif dan ketat dengan membangun koordinasi dengan pihak-pihak yang mengurus pengiriman tenaga kerja ke luar NTT. Sehingga penegakan itu tidak hanya untuk hukum, tapi lebih kepada keadilan. Ini juga yang harus didorong," jelas Ansy.
Cagub NTT yang diusung oleh PDIP, Hanura, PBB, dan Partai Buruh itu juga akan mendorong lebih diperhatikannya fasilitas dan kesejahteraan guru di sekolah-sekolah kejuruan atau vokasi. Terutama dalam aspek NTT sebagai petani, nelayan, dan peternak agar generasi hari ini lebih sehat, cerdas, dan berkarakter melalui spirit ekologi, cinta alam, inklusif, dan toleransi.
"Beberapa hari lalu saya sempat mengunjungi sejumlah SMA dan SMK di Pulau Flores. Kenapa saya kunjungi? Karena SMA dan SMK merupakan otoritas Pemprov NTT. Di sana saya melihat banyak persoalan yang dialaminya sehingga ke depannya kami punya bank masalah dan aspirasi yang akan kami kerjakan agar sektor pendidikan dapat menjadi perhatian yang lebih luas. Karena pendidikan itu adalah jalan terbaik untuk melakukan mobilitas vertikal menuju kesuksesan," tandas Ansy.
(nor/nor)