619 Vila-Spa Akan Dibangun di Pulau Padar, Bagaimana Nasib Komodo?

Ambrosius Ardin - detikBali
Senin, 04 Agu 2025 08:45 WIB
Foto: Pulau Padar, Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat. (Andhika Prasetia)
Manggarai Barat -

PT Komodo Wildlife Ecotourism (KWE) berencana membangun 619 unit fasilitas, sarana dan prasarana (sarpras) wisata di Pulau Padar, Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Fasilitas dan sarpras yang dibangun itu terdiri dari 448 unit vila. Sisanya restoran, gim, spa, kapela untuk pernikahan, dan fasilitas lainnya.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) atau Environmental Impact Assesment (EIA) pembangunan sarana wisata alam oleh PT KWE di Pulau Padar itu menyinggung nasib komodo saat pembangunan ratusan sarpras wisata di sana berjalan.

Dokumen Amdal itu disusun tim ahli dari IPB, dan dipaparkan dalam kegiatan konsultasi publik penyusunan IEA Pembangunan Sarpras Wisata Pulau Padar oleh PT KWE, di GMCC Golo Mori pada 23 Juli 2025.

Dalam dokumen Amdal itu disebutkan bahwa habitat utama komodo berada di lembah-lembah di Pulau Padar. Hewan purba yang terkenal buas itu berada di lembah-lembah mencari makan di savana dan hutan bakau. Beberapa lokasi pembangunan sarpras wisata di Pulau Padar merupakan daerah komodo mencari makan.

Tim ahli penyusun Amdal itu menyebutkan sejumlah potensi dampak terhadap komodo akibat aktivitas pembangunan sarpras wisata di Pulau Padar tersebut. Pertama, pembangunan sarpras wisata di lembah-lembah yang menjadi habitat utama komodo akan menyebabkan pergerakan komodo terganggu dan menjauh dari lokasi pembangunan.

"Kedua, adanya aktivitas manusia (pekerja) dan kegiatan pembangunan akan menyebabkan aktivitas alami komodo seperti bersarang dan cari makan menjadi terganggu," tulis tim ahli penyusun Amda, dikutip detikBali, Minggu (3/8/2025).

Ketiga, limbah dapur akan menyebabkan komodo cenderung terhabituasi (terbiasa) untuk mencari makan di lokasi-lokasi pembuangan/ atau penumpukan.

Tim ahli penyusun Amdal itu menyampaikan sejumlah langkah mitigasi untuk antisipasi potensi dampak pembangunan sarpras wisata itu terhadap komodo. Yakni, semua sarpras wisata dibangun dengan sistem panggung (elevated); Pengembangan SOP bagi pekerja tentang pentingnya menjaga dan melindungi komodo dan satwa liar berbahaya lainnya.

Berikutnya, mengembangkan sistem tanggap darurat penanganan gangguan satwa, termasuk menyiapkan kotak obat dan obat-obat medisnya; Pemasangan papan-papan informasi terkait satwa liar yang berbahaya seperti komodo dan ular berbisa.



Simak Video "Video Komisi VII Bicara Soal Pembangunan Vila di Pulau Padar"


(hsa/hsa)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork