.webp)
Warga di Dusun Batu Putih, Desa Taman Baru, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) dihebohkan dengan penemuan sosok mayat bayi laki-laki, Senin (12/6/2023). Mirisnya, jasad bayi malang yang ditemukan di pinggir sungai itu sudah dikerubuti semut.
Kapolsek Sekotong Iptu I Kadek Sumerta membeberkan mayat bayi itu ditemukan oleh warga bernama Hamdi. Awalnya, Hamdi bersama keluarganya hendak mencari kelapa di Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, sekitar pukul 07.00 Wita.
"Jadi saksi ini sebelum ambil kelapa dia mampir dulu di rumah orang tuanya di Dusun Orong Sandat, Desa Taman Baru, Kecamatan Sekotong dengan menggunakan mobil pikap," terang Sumerta, Senin siang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sembari menunggu buruh petik kelapa tiba, Hamdi pergi ke sungai dekat kebun untuk mencari ikan dengan menyusuri sungai. Saat naik pinggir sungai, tanpa sengaja Hamdi melihat bayi yang sudah meninggal. Posisi tubuhnya miring dengan kepala mengarah ke timur.
"Kondisinya tertutup daun-daun bambu dan dikerumuni semut. Setelah itu kemudian memberitahukan kepada anak, istri, mertua, dan adik perempuan kalau ada mayat bayi di tepi sungai itu," beber Sumerta.
Hamdi lantas meminta keluarganya untuk menunggui bayi tersebut. Sementara, dia pergi memberitahukan Kepala Dusun (Kadus) Batu Putih.
"Pak Kadus datang dengan warga setempat untuk melihat bayi tersebut," tutur Sumerta.
Setelah itu, kata Sumerta, Bhabinkamtibmas Desa Taman Baru yang tengah melakukan sambang desa, dihubungi oleh Kadus Batu Putih untuk memeriksa kondisi bayi tersebut.
Lantas dia datang bersama tim gabungan menuju ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengevakuasi bayi malang tersebut.
"Bayi itu berjenis kelamin laki-laki. Setalah kami cek, diperkirakan baru lahir dan sudah meninggal dunia," ujarnya.
Atas peristiwa tersebut, Polsek Sekotong melakukan olah TKP dan meminta keterangan para saksi di TKP. Mayat bayi laki-laki itu dibawa ke RS Bhayangkara untuk divisum.
"Kami masih buru pelaku pembuang bayi. Kami akan melakukan penyelidikan dulu dengan mengumpulkan keterangan saksi-saksi di TKP," pungkas Sumerta.
(hsa/iws)
