Kisah di Balik Opokan, Pepes Ikan Khas Kusamba Racikan Mek Gempuk

Ni Komang Ayu Leona Wirawan - detikBali
Senin, 17 Nov 2025 06:30 WIB
Warung Mek Gempuk yang menjual opokan dan sate lilit khas Kusamba di Banjar Pande, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, Bali. (Foto: Ni Komang Ayu Leona W/detikBali)
Klungkung -

Wayan Gempuk alias Mek Gempuk sudah berjualan opokan selama lebih dari 50 tahun di Banjar Pande, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, Bali. Meski sudah renta, ia tetap berupaya melayani setiap pelanggan yang datang ke warungnya.

Opokan merupakan pepes ikan khas Desa Kusamba. Pepes ikan racikan Mek Gempuk berbeda dengan pepes ikan daerah lainnya karena terbuat dari ikan pindang awan dari lautan Kusamba. Opokan menggunakan bumbu basa genap dengan tambahan asam jawa.

"Dulu yang berjualan adalah ibu saya, Lempeg. Sekarang sudah banyak yang berjualan yang sama. Tapi, rasanya tentu beda. Mereka pakainya campuran ikan tuna, bukan ikan khas sini," tutur Mek Gempuk saat ditemui detikBali, Minggu (16/11/2025).

Mek Gempuk mengenang masa-masa dirinya belajar memasak resep keluarganya tersebut di rumah asalnya di Banjar Rame, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan. Sejak kecil, Mek Gempuk kerap membantu sang ibu di dapur.

Mek Gempuk kecil juga mengetahui betapa susahnya orang tuanya mencari ikan langsung ke pesisir. Tempaan keluarga itu akhirnya membuat Mek Gempuk bersama saudara-saudaranya meneruskan warisan keluarga mereka.

"Saudara saya yang berjualan keliling tabrakan di Dawan, saudara lainnya yang berjualan di Bangli juga meninggal dunia akibat kencing manis. Sekarang tinggal saya yang jualan opokan ini," kenang Mek Gempuk.

Masakan dengan lauk opokan dan sate lilit khas Kusamba di Warung Mek Gempuk. Foto: Foto: Ni Komang Ayu Leona W/detikBali

Kini, Mek Gempuk lebih banyak mengandalkan pengepul ikan dari Pantai Kusamba dan tukang selip bumbu dekat rumahnya. Adapun, bumbu-bumbu dapur dia beli di pasar dan mengolahnya sejak pukul 03.00 Wita.

Setelah dikemas dalam daun pisang, proses pembakaran opokan sebanyak 40-70 bungkus maupun 100 tusuk sate lilit akan diserahkan kepada menantunya. Saat berjualan pun, Mek Gempuk terlihat kesulitan mengambil lauk yang agak jauh dari jangkauannya.

Tangan Mek Gempuk cedera dan dipasangi implan setelah terjatuh dari kamar mandi. Namun, para pelanggan sudah paham sehingga cekatan mengambil sendiri produk dagangan Mek Gempuk.

Kondisi tersebut sudah berlangsung lebih dari lima tahun. Walhasil, opokan dan sate lilit khas Mek Gempuk hanya dapat dibeli di warungnya secara langsung. Mek Gempuk sudah tidak bisa menerima pesanan dari jauh dan dalam jumlah yang besar.

"Dulu ada saja pesanan. Pernah dari Badung pesan 100 opokan dan sate lilit. Diambil ke sini. Tapi, yang sering itu pesanan adonan sate lilit untuk malam tahun baru. Tapi sekarang sudah tidak kuat," kata Mek Gempuk.

Mek Gempuk memerlukan 8 kilogram (kg) ikan pindang awan untuk menghasilkan tiga sajian berbeda, seperti opokan, ikan nyat-nyat, dan sate lilit. Ia juga menjual aneka sayuran, meliputi sup nangka, lawar nangka, dan plecing kangkung. Ada pula hidangan lainnya seperti tum ayam, tum babi, dan babi kuah.

detikBali sempat mencicipi seporsi hidangan Mek Gempuk seharga Rp 10 ribu. Nasi disajikan dengan alas daun pisang, dilengkapi lauk pauk opokan, ikan nyat-nyat, 1 tusuk sate lilit, dan sejumput lawar nangka. Rasanya didominasi pedas gurih. Hanya sate lilit dan lawar nangka yang terasa asin gurih.

Pembeli juga dapat membeli opokan atau tum saja seharga Rp 2,5 ribu per biji. Jika ingin membeli seporsi lengkap dengan nasi bisa dibeli mulai dari Rp 5 ribu. Sedangkan, sate lilit hanya dihargai Rp 1 ribu per tusuk.

Warung Mek Gempuk berada persis di sebelah SDN 3 Kusamba, Klungkung. Warung sederhana itu buka setiap hari mulai pukul 10.00 hingga 14.00 Wita.



Simak Video "Video Harum Menggoda Kue Laklak, Jajanan Pasar Legendaris Buleleng"

(iws/iws)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork