Anggota Komisi I DPR Andina Narang mengecam kematian prajurit TNI Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang diduga dianiaya senior sesama prajurit TNI. Dia menyampaikan duka cita dan mendesak adanya evaluasi menyeluruh di tubuh TNI buntut kasus ini.
Andina menilai kasus tersebut bukan sekadar kesalahan individu, tetapi masalah struktural yang memerlukan perhatian serius. Penganiayaan yang terjadi di Batalyon Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere, Kabupaten Nagekeo, NTT, menurutnya menegaskan perlunya perbaikan sistem pengawasan terhadap perwira muda dan pembenahan doktrin di internal TNI.
"Kita harus menghentikan siklus perundungan dan doktrin-doktrin kekerasan ini dengan memastikan bahwa setiap pelanggaran mendapat sanksi yang setimpal dan transparan. Tidak ada lagi ruang bagi impunitas," ujar Andina kepada wartawan lewat pesan singkat, Senin (11/8/2025).
Dia menegaskan pelaku kekerasan terhadap Prada Lucky harus dihukum tegas sesuai hukum yang berlaku.
"Siapa pun yang terbukti melakukan kekerasan harus bertanggung jawab penuh atas perbuatannya, tanpa perlindungan institusional atau pembiaran. Keadilan harus ditegakkan demi martabat korban dan integritas TNI," imbuhnya.
Andina juga mendorong evaluasi rantai komando di batalyon tersebut dan penyelidikan secara transparan demi memastikan keadilan bagi korban.
"Penyelidikan yang transparan dan akuntabel adalah kunci untuk mendapatkan kepercayaan publik," ujarnya.
Simak Video "Video: Prada Lucky Tewas Dianiaya Senior, Waka MPR Minta Usut Transparan!"
(dpw/dpw)