PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (Maybank Indonesia atau Bank) mencatatkan kinerja positif pada semester I 2023. Diketahui, laba sebelum pajak (PBT) naik 34,1% dari yang sebelumnya Rp 944 miliar menjadi Rp 1,27 triliun pada semester I 2023. Sementara laba setelah pajak dan kepentingan non-pengendali (PATAMI) naik sebesar 44,7%, dari Rp 663 miliar menjadi Rp 960 miliar.
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria mengatakan kinerja positif Maybank Indonesia seiring dengan peningkatan pendapatan bank yang didukung kualitas aset yang terus membaik.
"Perekonomian di Indonesia masih terus bertumbuh dan secara bertahap kembali ke level pra-pandemi, ditandai dengan iklim bisnis yang membaik serta pergerakan pasar yang stabil. Portofolio kredit ritel kami terus bertumbuh seiring dengan membaiknya konsumsi masyarakat, dan segmen SME ritel kami masih dapat mempertahankan momentum pertumbuhannya. Di samping itu, pada semester pertama 2023 kami juga membukukan pendapatan yang lebih baik pada bisnis treasury seiring dengan kondisi pasar yang terus bergerak stabil sejak awal tahun," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (31/7/2023).
Di sisi lain, Maybank Indonesia juga mencatatkan penurunan provisi seiring dengan membaiknya kualitas aset, serta biaya overhead yang terkendali.
Taswin menjelaskan Net Interest Income (NII) Maybank Indonesia tumbuh sebesar 6,7%. Kenaikan ini didukung oleh Net Interest Margin (NIM) yang bertambah 41 bps menjadi 5,1%, seiring dengan meningkatnya kredit dan membaiknya komposisi aset dengan imbal hasil yang lebih tinggi.
Sementara pendapatan fee-based tumbuh 25,6% menjadi Rp 1,10 triliun dari Rp 872 miliar. Diikuti oleh pendapatan fees transaksi Global Market yang melonjak sebesar 239,3% menjadi Rp 182 miliar dari Rp 54 miliar tahun sebelumnya.
"Peningkatan ini didukung pergerakan suku bunga yang stabil dan prospek pasar yang positif serta kinerja layanan valas yang terus membaik. Di samping itu, Bank mencatat pendapatan fees di luar Global Market yang tumbuh 11,6% menjadi Rp 913 miliar dari Rp 818 miliar, didukung pendapatan asset recovery fees (Bank saja) yang naik lebih dari 7 (tujuh) kali menjadi Rp 241 miliar serta fees terkait bisnis pembiayaan (kredit) dan ritel," paparnya.
Pada semester pertama 2023, lanjut, total kredit Maybank Indonesia meningkat 2,9% menjadi Rp109,97 triliun dari Rp106,81 triliun. Hal ini seiring dengan berlanjutnya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mendorong peningkatan konsumsi dan daya beli masyarakat.
"Bank mencatat kredit CFS Ritel dan Non-ritel tumbuh 7,2% menjadi Rp69,42 triliun dari Rp64,73 triliun, didukung pertumbuhan kredit CFS Ritel yang signifikan sebesar 15,4% menjadi Rp41,49 triliun dari Rp35,95 triliun. Peningkatan kredit CFS Ritel tersebut didukung oleh pertumbuhan pembiayaan otomotif anak perusahaan sebesar 25,8% untuk kredit kendaraan roda dua dan 28,0% untuk kendaraan roda empat, serta pertumbuhan bisnis Kartu Kredit & KTA sebesar 21,8% dan KPR sebesar 1,8%," terangnya.
Dia mengungkapkan pihaknya mengambil langkah konservatif dalam rangka menyeimbangkan portofolio kredit non-ritel di semester I 2023. Selain itu juga mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit guna menjalin komitmen jangka panjang dengan nasabah.
Melalui langkah tersebut, kredit CFS Non-ritel mengalami penurunan sebesar 2,9% disebabkan segmen Business Banking turun 6,8%, diikuti segmen kredit Usaha Kecil Menengah (diklasifikasikan oleh Bank sebagai SME+) yang turun 4,0%.
Kendati demikian segmen Business Banking tetap tumbuh dengan kenaikan sebesar 2,7% Q-o-Q, didorong oleh komitmen-komitmen baru dengan pricing yang lebih kompetitif.
"Kredit segmen Retail Small-Medium Enterprise (RSME) masih terus melanjutkan momentum pertumbuhannya dengan mencatat kenaikan sebesar 1,3% menjadi Rp12,70 triliun dari Rp 12,54 triliun sehubungan dengan diberlakukannya program retensi pada segmen tersebut," katanya.
Dari sisi kredit korporasi, kata dia, segmen Global Banking turun 3,7% menjadi Rp 40,55 triliun, namun segmen ini bertumbuh positif sebesar 3,2% Q-o-Q. Pihaknya pun berupaya menjaga agar momentum pertumbuhan segmen Global Banking terus berlanjut pada kuartal-kuartal berikutnya.
Dia memaparkan pada periode yang sama, total simpanan nasabah Maybank Indonesia mencapai Rp 110,38 triliun. Atau turun sekitar 1,1% dari Rp 111,66 triliun. Adapun faktor penyebabnya yaitu simpanan CASA yang turun 2,7%.
"Simpanan Deposito Berjangka tercatat naik 0,4% dan bertumbuh secara signifikan sebesar 13,8% Q-o-Q sehubungan dengan upaya nasabah untuk meningkatkan nilai dananya melalui produk simpanan dengan imbal hasil yang lebih tinggi. Rasio CASA tercatat sebesar 48,6%, dan Bank akan terus menerapkan berbagai strategi untuk mengoptimalkan simpanan berbiaya murah dengan memanfaatkan layanan digital dalam meningkatkan CASA," katanya.
Simak Video "UUS Maybank Indonesia Dorong Keuangan Syariah Berkelanjutan"
(prf/ega)