Buleleng

Kapal Tanker yang Sandar Sejak 2018 di Celukan Bawang Dibersihkan

Sui Suadnyana, Wijaya Kusuma - detikBali
Selasa, 25 Nov 2025 21:35 WIB
Foto: Konferensi pers Pertamina EP Regional 4 Indonesia Timur, Selasa (25/11/2025) soal pembersihan kapal tankers FSO Cinta Natomas yang bersadar sejak 2018 di Pelabuhan Celukan Bawang, Buleleng. (Foto: Made Wijaya Kusuma/detikBali)
Buleleng -

Kapal tanker Floating Storage and Offloading (FSO) Cinta Natomas yang bersandar sejak 2018 di Pelabuhan Celukan Bawang, Buleleng, Bali, dibersihkan. PT Pertamina menargetkan pembersihan FSO Cinta Natomas bisa rampung pada awal 2026.

Seluruh bagian kapal FSO Cinta Natomas dibersihkan karena harus dikembalikan kepada negara dalam kondisi steril dan aman dari lingkungan. Proses pengerjaan yang dilakukan sejak Juli 2025 sudah mencapai sekitar 50%.

"Kontrak pembersihan berlangsung sampai awal tahun depan. Per Juli sampai sekarang, progresnya sudah 50 persen dan target penyelesaian awal tahun sedang kami kejar," ujar Edo Septiawan, Project & Construction Engineer Zona 11 Pertamina EP Regional 4 Indonesia Timur, saat konferensi pers di Buleleng, Selasa (25/11/2025).

Agus Mulyanto, Asisten Manager Offshore Marine Sukowati, menjelaskan FSO Cinta Natomas menggunakan desain lama dengan single hull dan single bottom, jenis konstruksi yang sudah tidak diperbolehkan sejak 2000.

Kapal sepanjang 183 meter dan lebar 40 meter itu memiliki 12+1 kompartemen yang semuanya sedang dibersihkan. Usia kapal yang sudah lebih dari 50 tahun membuat proses pembersihan harus dilakukan ekstra hati-hati.

"Proses cleaning memindahkan muatan. Kapasitas 1 juta lebih barel. Proses pemindahan liquid butuh proses ada pompa internal dan eksternal. Dari proses itu kami membutuhkan kemiringan, ada toleransi kemiringan yang kami jaga. Sedang dalam pembersihan sebelum dikembalikan. Membersihkan semua tangki. Kategori B3 proses pembersihnya airnya dimurnikan water treatment, kemudian slatnya baru dibuang dengan tongkang di penampungan limbah dibawa ke Pelabuhan Gresik," ujar Agus.

Pertamina juga menerapkan pengamanan ketat agar tidak terjadi pencemaran selama pekerjaan berlangsung. Oil boom dipasang mengelilingi FSO Cinta Natomas untuk mengantisipasi tumpahan minyak.

Candra Sunaryo, Manajer HSSE Operation Hulu Zona 11 Pertamina EP Regional 4 Indonesia Timur, mengungkapkan, sebagai penampung minyak mentah selama puluhan tahun, FSO Cinta Natomas menyimpan endapan, seperti pasir dan residu. Walhasil, kapal tanker itu kini wajib menjalani treatment khusus karena endapan termasuk kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).

"Proses pembersihan endapan minyak harus ditangani sebagai limbah B3. Kami berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup untuk memastikan semuanya dimusnahkan sesuai regulasi," terang Candra.

Pertamina belum dapat memastikan tanggal penyelesaian akhir. Setelah pembersihan tuntas, FSO Cinta Natomas akan melalui pembahasan lanjutan sebelum resmi diserahkan kembali kepada negara.

"Limbah-limbah ini pengaturan pembuangannya diatur kementerian Lingkungan Hidup. Berapa lama kami belum bisa jawab sampai kapan. Setelah beres bersih akan ada diskusi lagi," jelas Candra.



Simak Video "Video: Kapal Tanker Terbakar di Galangan Kapal Batam, 10 Orang Tewas"

(hsa/hsa)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork