Monumen Puputan Badung Padukan Unsur Sejarah, Budaya, dan Nilai Heroisme

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Sabtu, 15 Nov 2025 11:55 WIB
Penampakan Monumen Perjuangan Puputan Badung sesudah direnovasi. (Foto: Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Denpasar -

Monumen Perjuangan Puputan Badung di Kota Denpasar kini lebih tertata dan megah setelah proses revitalisasi rampung. Monumen yang berdiri di Lapangan I Gusti Ngurah Made Agung atau yang lebih dikenal dengan sebutan Lapangan Puputan Badung itu memadukan unsur sejarah, budaya, dan nilai-nilai heroisme Perang Puputan Badung 1906.

"Monumen ini bukan hanya simbol kejayaan masa lalu. Tetapi, pusat pembelajaran sejarah dan kebudayaan bagi generasi kini dan mendatang," kata Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (15/11/2025).

Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar meresmikan monumen tersebut bertepatan dengan Hari Suci Sugihan Bali pada Jumat (4/11). Adapun, proses revitalisasi sebelumnya mencakup pemugaran patung, pembaruan pedestal, penataan kolam, hingga penghijauan taman.

"Sugihan Bali adalah hari untuk menyucikan diri dan alam. Kami berharap nilai kesucian ini menjadi landasan masyarakat dalam memaknai perjuangan para pahlawan, bahwa keberanian, ketulusan, dan pengorbanan mereka adalah cahaya yang menuntun perjalanan kita sebagai bangsa," imbuh Jaya Negara.

Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, saat meresmikan Monumen Perjuangan Puputan Badung, Jumat (15/11/2025). (Foto: Dok. Pemkot Denpasar)

Jaya Negara menuturkan Monumen Puputan Badung menjadi ruang edukasi publik dan destinasi budaya yang merekam jejak perjuangan leluhur. Dia berharap kehadiran monumen ini menjadi ruang interaksi budaya, pusat refleksi sejarah, sekaligus pengingat akan pentingnya menjaga identitas dan semangat perjuangan Bali.

"Semoga menjadi inspirasi, memperkuat rasa bangga, serta memupuk semangat persatuan dan gotong royong," imbuhnya.

Diorama pada Monumen Perjuangan Puputan Badung. (Foto: Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)

Revitalisasi Monumen Puputan Badung tersebut turut berkolaborasi dengan seniman asal Denpasar, Marmar Herayukti. Kini, kawasan monumen itu juga dirancang ramah bagi penyandang disabilitas dengan tersedianya ram untuk kursi roda serta guiding block bagi penyandang tunanetra.

"Ram menuju area monumen sudah dapat diakses mandiri oleh penyandang disabilitas. Guiding block juga telah diperbaiki agar memberi isyarat ketika ada hambatan di depan atau samping," ungka Marmar yang juga seorang seniman ogoh-ogoh asal Banjar Gemeh, Denpasar.

Meskipun area monumen dikelilingi kolam, Marmar memastikan penyandang tuna netra tetap dapat bergerak aman. Gemericik air juga menjadi penanda alami keberadaan kolam di sekitar monumen tersebut.

Pada bagian pedestal, monumen dihiasi relief berbahan kuningan yang menggambarkan kisah perjuangan rakyat Badung. Kini, patung menghadap ke utara atau arah rumah jabatan gubernur Bali, berbeda dari sebelumnya yang menghadap ke selatan.

"Dengan revitalisasi ini, Monumen Perjuangan Puputan Badung diharapkan menjadi ruang publik yang tidak hanya memperindah kota. Tetapi, juga menanamkan nilai-nilai sejarah dan heroisme bagi seluruh masyarakat," pungkasnya.



Simak Video "Video Motif Penusukan di Denpasar: Pelaku Tersinggung Ditatap Korban"

(iws/iws)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork