Round Up

5 Fakta Baru Kasus Bunuh Diri Mahasiswa Unud

Tim detikBali - detikBali
Jumat, 17 Okt 2025 07:00 WIB
Foto: Suasana saat T tergeletak di depan lobi gedung FISIP Unud, Denpasar, Rabu (15/10/2025). (Foto: Dok. Istimewa)
Denpasar -

DISCLAIMER: Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental terdekat.

Fakta baru terungkap dalam kasus bunuh diri Mahasiswa Universitas Udayana (Unud) berinisial TAS. Kematian korban tidak sepenuhnya mendapat empati. Korban justru dirundung (bully) oleh sejumlah mahasiswa lintas fakultas setelah meninggal dunia.

Berikut rangkuman fakta baru kasus bunuh diri mahasiswa Unud yang lompat dari gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).

Korban Lompat dari Lantai 4, Bukan 2

Kepolisian Resor Kota (Polresta) Denpasar mengungkap TAS melompat dari gedung lantai empat, bukan dari lantai dua seperti informasi yang beredar sebelumnya.

Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polresta Denpasar, Kompol I Ketut Sukadi, mengungkapkan hal itu berdasarkan keterangan saksi yang juga mahasiswa berinisial NKGA. Saat kejadian, NKGA berada di lantai empat untuk menunggu dosen bersama temannya.

"Rabu, 15 Oktober 2025, pukul 08.30 Wita pada saat saksi kuliah dan sedang menunggu dosen, saksi bersama temannya inisial D duduk di teras depan kelas, lantai empat kampus diskusi tentang mata kuliah," ungkap Sukadi, Kamis (16/10/2025) malam.

Sempat Panik Sembari Mengamati Situasi

Kepada polisi, NKGA menyebut TAS tiba-tiba muncul dan keluar dari lift. Saat itu, TAS disebut dalam kondisi panik sembari mengamati situasi sekitar.

"Kurang lebih 15 menit kemudian datang korban dari arah pintu lift, dengan posisi menggendong tas ransel dan memakai baju putih. Terlihat seperti orang panik dan seperti melihat-lihat situasi sekitar kampus," imbuh Sukadi.

TAS juga disebut sempat duduk di kursi panjang yang berada di sisi barat kelas. Karena saksi tidak mengenali TAS, ia tidak memperhatikan lebih lanjut.

Beberapa saat kemudian, TAS melompat dari lantai empat. Sontak, mahasiswa lain bersama petugas keamanan kampus bergegas mengevakuasi dan membawa korban ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) ProfNgoerah,Denpasar.

Saat tiba di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Prof Ngoerah, TAS dalam kondisi masih sadar. Namun, lantaran mengalami pendarahan dan kesadarannya terus menurun, mahasiswa semester VII program studi Sosiologi itu dinyatakan meregang nyawa.

"Korban mengalami pendarahan pada organ dalam dan kesadaran terus menurun. Pukul 13.03 Wita korban dinyatakan meninggal dunia," imbuh Sukadi.

Sukadi mengatakan hasil pemeriksaan medis menunjukkan TAS mengalami pergeseran serta patah pada tulang pinggul kiri dan kanan, patah pada tulang lengan bagian atas, serta patah pada tulang sendi kanan.

Simak Video "Video Mendiktisaintek Tanggapi Tewasnya Mahasiswa Unud: Kita Prihatin"


(nor/nor)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork