Internasional

Terungkap Trik Jet Siluman AS Gempur Nuklir Iran Tanpa Terdeteksi

Adi Fida Rahman - detikBali
Senin, 23 Jun 2025 10:40 WIB
Jet siluman milik AS (Foto: Reuters/David Swanson)
Jakarta -

Amerika Serikat mengerahkan jet siluman B-2 menyerang tiga fasilitas nuklir Iran. Bombardir dilakukan menggunakan rudal Tomahawk tanpa terdeteksi. Kok bisa?

Serangan yang dijuluki "Operasi Midnight Hammer" ini terjadi pada Minggu dini hari. Serangan ini telah direncanakan selama bertahun-tahun, dengan berbagai taktik penipuan dan pengalihan perhatian untuk memastikan elemen kejutan yang kuat.

Pentagon menyebut ini sebagai "serangan presisi" yang memberikan pukulan telak bagi program nuklir yang selama ini dipandang Israel sebagai ancaman eksistensial. Sementara itu, Iran membantah kerusakan signifikan dan bersumpah akan membalas.

Siasat Penipuan Tingkat Tinggi

Kunci keberhasilan "Operasi Midnight Hammer" adalah serangkaian taktik penipuan yang rumit. Bahkan sebelum jet lepas landas, tanda-tanda pengalihan perhatian sudah terlihat.

Presiden Trump pada Kamis lalu secara terbuka mengumumkan bahwa ia akan membuat keputusan dalam dua minggu mengenai apakah akan menyerang Iran, yang dimaksudkan untuk memberi waktu negosiasi namun sebenarnya untuk menutupi serangan yang akan datang.

Sebuah kelompok pesawat pengebom siluman B-2 sengaja terbang ke arah barat dari Missouri pada hari Sabtu sebagai umpan. Mereka menarik perhatian pengamat pesawat amatir, pejabat pemerintah, dan sejumlah media saat menuju pangkalan udara AS di Pasifik.

Namun, pada saat yang sama, tujuh pesawat B-2 lainnya yang membawa dua bom "penghancur bunker" justru terbang ke arah timur, menjaga komunikasi seminimal mungkin agar tidak menarik perhatian.

Dikutip dari laman PBS, Jenderal Angkatan Udara Dan Caine, Ketua Kepala Staf Gabungan, mengungkapkan dalam pengarahan hari Minggu bahwa semua itu adalah "bagian dari rencana untuk mempertahankan kejutan taktis." Hanya "sejumlah kecil perencana dan pemimpin utama" di Washington dan Florida, tempat Komando Pusat AS bermarkas, yang mengetahui detail operasi ini.

Serangan Multi-Arah yang Mematikan

Sekitar satu jam sebelum B-2 memasuki wilayah udara Iran, kapal selam AS di wilayah tersebut meluncurkan lebih dari dua lusin rudal jelajah Tomahawk terhadap target utama, termasuk sebuah lokasi di Isfahan tempat uranium disiapkan untuk pengayaan. Ini menjadi gelombang pertama serangan untuk melumpuhkan pertahanan Iran.

Saat pesawat pengebom AS mendekati sasaran mereka, mereka terus memantau jet tempur dan rudal permukaan-ke-udara Iran, namun tidak menemui perlawanan sama sekali.

Pada pukul 18.40 waktu Washington (02.10 waktu Teheran), pesawat pengebom B-2 pertama menjatuhkan sepasang GBU-57, atau Massive Ordnance Penetrator (MOP), di pabrik pengayaan uranium Fordo yang terkubur dalam. Ini adalah pertama kalinya "penghancur bunker" seberat 30.000 pon ini digunakan dalam pertempuran. Setiap bom dirancang untuk menggali jauh ke dalam tanah sebelum meledakkan hulu ledak besar.

Situs Fordo menerima sebagian besar pemboman, meskipun beberapa bom besar juga dijatuhkan di situs pengayaan uranium di Natanz. Serangan bom AS berlangsung sekitar setengah jam, dengan rudal jelajah dari kapal selam menjadi senjata Amerika terakhir yang mengenai targetnya, termasuk situs nuklir ketiga di Isfahan.

Baik Iran maupun pengawas nuklir PBB menyatakan tidak ada tanda-tanda langsung kontaminasi radioaktif di sekitar lokasi tersebut.


(mud/mud)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork