Pasokan kelapa di Binjai terganggu akibat banjir dan longsor yang melanda daerah Aceh. Pedagang kesulitan memenuhi stok.
Pedagang kelapa di Pasar Pagi Kebun Lada, Naldi mengatakan biasanya ia bisa mendapatkan pasokan hingga 2 ton kelapa setiap pekan. Namun dalam beberapa hari terakhir, jumlah itu merosot drastis.
"Biasanya masuk 2 ton, habis dalam seminggu. Kalau sudah habis, datang lagi. Tapi sekarang karena bencana di Aceh, panennya susah dan pengirimannya juga terhambat. Jadi yang masuk cuma 900 kilogram," kata Naldi, Rabu (3/12/2025).
Stok itu pun langsung ludes dalam waktu dua hari. Bahkan sebelumnya, Naldi mengaku sempat tidak memiliki stok kelapa sama sekali dalam beberapa hari terakhir.
"Kemarin sempat kosong. Pelanggan tetap yang butuh santan untuk usaha katering atau rumah makan tetap minta setiap hari. Jadi mau nggak mau saya cari dari daerah Binjai, bahkan manjat pohon sendiri," ucapnya.
Ia menyebut kondisi serupa juga dialami pedagang kelapa lainnya. Minimnya pasokan membuat stok kelapa cepat habis, sementara permintaan konsumen tetap tinggi.
"Bukan saya aja, pedagang lain pun kesulitan. Stok sedikit, cepat habis. Pembeli juga jadi kesulitan cari kelapa belakangan ini," ujarnya.
Akibat keterbatasan pasokan, harga kelapa pun melonjak dari sebelumnya Rp 6-10 ribu per butir menjadi Rp15-20 ribu.
Meski begitu, Naldi tetap mempertahankan harga santan perasannya di angka Rp5 ribu per bungkus, akan tetapi dengan kadar kekentalan yang disesuaikan agar tidak merugi.
Artikel ini ditulis oleh Laila Syakira peserta program Maganghub Kemnaker di detikcom.
Simak Video "Video Curhat Pedagang Bunga di Pasar Rawa Belong: Atap Bolong-Jalan Rusak"
(mjy/mjy)