Internasional

26 Orang Tewas Akibat Banjir di Filipina, Ratusan Ribu Warga Mengungsi

Rita Uli Hutapea - detikSumut
Rabu, 05 Nov 2025 02:00 WIB
Foto: Ilustrasi banjir. (Unsplash/Lucas Hron)
Jakarta -

Setidaknya 26 orang tewas akibat banjir yang dipicu Topan Kalmaegi di sebagian besar wilayah Filipina pada hari Selasa (4/11). Selain itu, bencana tersebut membuat ratusan ribu orang mengungsi.

Dilansir detikNews dari kantor berita AFP, Selasa (4/11/2025), seluruh kota di Pulau Cebu terendam banjir. Sementara dalam rekaman video yang beredar mobil, truk, dan bahkan kontainer pengiriman terlihat tersapu oleh banjir lumpur.

Di Cebu, tercatat 21 orang kini dipastikan tewas, kata wakil administrator pertahanan sipil Rafaelito Alejandro kepada AFP melalui telepon. Jumlah korban tewas akibat badai tersebut saat ini mencapai 26 orang.

"Berdasarkan informasi yang kami miliki, sebagian besar dari mereka meninggal karena tenggelam," ujarnya.

Spesialis cuaca negara bagian Charmagne Varilla kepada AFP mengungkapkan sehari atau dalam 24 jam sebelum Topan Kalmaegi menerjang daratan, wilayah di sekitar ibu kota provinsi, Kota Cebu, diguyur hujan dengan curah 183 milimeter (tujuh inci), jauh di atas rata-rata bulanan 131 milimeter.

"Situasi di Cebu benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya," kata gubernur provinsi Pamela Baricuatro dalam sebuah unggahan di Facebook pada hari Selasa.

"Kami memperkirakan angin akan menjadi faktor yang berbahaya, tetapi... airlah yang benar-benar membahayakan warga kami," ujarnya. "Banjir ini sungguh dahsyat," imbuhnya.

Di provinsi lai, korban tewas, termasuk seorang warga lanjut usia yang tenggelam di lantai atas rumahnya di Provinsi Leyte dan seorang pria yang tertimpa pohon tumbang di Bohol.

Don del Rosario, 28 tahun, termasuk di antara warga Kota Cebu yang mencari perlindungan di lantai atas saat badai mengamuk.

"Air naik begitu cepat," katanya. "Pada pukul 4:00 pagi, banjir sudah tak terkendali -- warga tidak bisa keluar (dari rumah mereka)," ujarnya.

"Saya sudah tinggal di sini selama 28 tahun, dan sejauh ini ini adalah yang terburuk yang pernah kami alami," cetusnya.

Akibat bencana ini, secara total hampir 400.000 orang telah dievakuasi sebagai langkah pencegahan, kata Alejandro, petugas pertahanan sipil, sebelumnya dalam jumpa pers hari Selasa.

Para ilmuwan memperingatkan bahwa badai menjadi lebih kuat akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

Baca selengkapnya di sini



Simak Video "Video: Banjir Imbas Topan Kalmaegi di Filipina"

(mjy/mjy)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork