.webp)
Pengadilan Prancis sedang memproses seorang wanita yang berjalan-jalan dengan telanjang dada (topless). Kini wanita itu sedang menghadapi tuntutan di pengadilan.
Karena hal itu, warga setempat melakukan demo karena tidak sepakat dengan langkah hukum yang diambil otoritas Prancis. Warga meluapkan kemarahan mereka dengan menggelar unjuk rasa untuk mendukung wanita itu.
Mengutip detikNews yang melansir AFP, Selasa (29/8/2023), insiden itu terjadi di kota Aurillac, wilayah Cantal, Prancis bagian selatan, yang dikenal dengan pemandangan indahnya dan banyak didatangi turis terutama saat musim panas, pada Rabu (23/8) pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wanita yang menjalani proses peradilan itu diketahui bernama Marina. Dia dituduh melakukan eksibiosinisme seksual oleh kepolisian setempat.
Marina melakukan aksinya itu saat Kota Aurillac sedang dipenuhi para pengunjung festival teater jalanan, yang digelar setiap tahun dan dihadiri ribuan orang setiap musim panas.
Dalam pembelaannya, Marina mengatakan dia melakukan itu karena cuaca panas yang mencapai puncaknya di wilayah itu. Marina menilai dirinya memiliki hak yang sama seperti kaum pria yang bebas berjalan-jalan di tempat umum sambil bertelanjang dada.
Kepada media lokal pada Kamis (24/8) lalu, wanita itu menjelaskan dirinya merasa 'sangat kepanasan' dan ingin melakukan apa yang dilakukan 'separuh pria' pada hari itu, yang 'tidak mengenakan kaus'.
Dia kemudian didakwa oleh kepolisian setempat setelah menolak untuk menutupi bagian dadanya atas permintaan para petugas kepolisian.
Unjuk rasa untuk menunjukkan solidaritas kepada Marina digelar oleh ribuan orang di kota Aurillac pada Sabtu (26/8) waktu setempat. Banyak dari wanita yang ikut unjuk rasa itu juga bertelanjang dada, dengan beberapa demonstran lainnya membawa slogan-slogan termasuk yang berbunyi 'Aurillac topless'.
(afb/afb)
