Hari ini, Warga Indonesia Menuntut Keadilan atas Kematian Adelina

Tim detikNews - detikSumut
Senin, 27 Jun 2022 05:59 WIB
Wajah bengkak, luka bakar, gigitan anjing,' upaya mencari keadilan bagi Adelina Lisao: 'Tak boleh ada lagi penyiksaan pembantu rumah tangga'. Foto: BBC World'
Jakarta -

Hari ini, Senin (27/6/2022) massa dari Koalisi Masyarakat untuk Keadilan Adelina berencana melakukan aksi unjuk rasa di Kedutaan Besar (Kedubes) Malaysia untuk Indonesia di Kuningan, Jakarta.

Aksi tersebut untuk meminta keadilan atas kematian Adelina Lisao perempuan Indonesia yang tewas dianiaya majikannya di Malaysia. Perempuan asal Abi, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur tersebut diduga tewas akibat perlakuan kejam yang diterimanya selama bekerja di Malaysia.

Pada 10 Februari 2018, Kepolisian Seberang Perai Tengah menyelamatkan Adelina dari penyiksaan dan membawanya ke rumah sakit. Tindakan penyelamatan itu dilakukan setelah menerima informasi dari tetangga yang mendengar Adelina mengerang kesakitan.

Ketika dievakuasi, Adelina disebut mengalami kurang gizi, luka parah (tangan dan kaki penuh luka bakar, wajah bengkak), dan ketakutan.

Bahkan, dia disebut hampir tidak bisa berjalan dan diduga dipaksa tidur di beranda rumah bersama anjing - lantaran majikannya diduga tak mau cairan dari luka-luka di tubuhnya membuat kotor dalam rumah mereka.

Keesokan harinya, Adelina dinyatakan meninggal dunia, dengan dugaan Ambika melakukan penganiayaan. Hasil autopsi (post mortem) rumah sakit menunjukkan, penyebab kematian adalah kegagalan multiorgan sekunder karena anemia.

Koordinator Aksi Koalisi Masyarakat untuk Keadilan Adelina Siti Badriah kepada detikcom, Minggu (26/6/2022) mengatakan bahwa pemerintah Malaysia berlaku tidak adil atas kasus penyiksaan yang menimpa Adelina.

Dia menilai Malaysia tidak mematuhi Memorandum of Understanding (MOU) dengan Indonesia. Dia memastikan ratusan orang akan berorasi di depan Kedubes Malaysia.

Pengadilan Malaysia tidak memberikan keadilan? Baca selanjutnya...



Simak Video "Video: Malaysia Bantah FIFA soal Dokumen 7 Pemain Naturalisasinya Palsu"

(bpa/bpa)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork