Debit air baku Bendung Leko Pancing di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), menurun drastis menyebabkan suplai air baku ke Intalasi Pengolahan Air (IPA) II PDAM Kota Makassar nyaris mencapai titik nol. PDAM Makassar mengerahkan 15 truk tangki demi memaksimalkan distribusi air kepada warga.
Plt Kepala Seksi IPA I dan IPA II PDAM Kota Makassar, Nanna menjelaskan sumber pasokan air yang tersisa hanya berasal dari Intake Moncongloe, dengan kapasitas sekitar 600-700 liter per detik, ditambah pasokan dari Intake Mallengkeri sebesar 250 liter per detik. Padahal, IPA II membutuhkan total 1.000 liter per detik air baku agar dapat beroperasi normal.
"Air dari Leko Pancing sudah tidak sampai lagi ke IPA II. Yang kita andalkan sekarang hanya dari Intake Moncongloe dan Mallengkeri, tapi kapasitasnya jauh di bawah kebutuhan operasional harian," ujar Nanna dalam kepada wartawan, Kamis (9/10/2025).
Penurunan debit ini berdampak pada penurunan kapasitas produksi air bersih di IPA II hingga sekitar 50 persen. Beberapa wilayah pelayanan yang bergantung pada suplai IPA II, yakni Wilayah I, Wilayah II, Wilayah III, dan sebagian Wilayah V, mengalami gangguan tekanan air dan penurunan distribusi.
"Meski demikian, dampak ke pelanggan masih dalam tahap pemantauan karena distribusi dilakukan secara bergilir dan dioptimalkan melalui manuver jaringan," katanya.
Dipicu Kemarau Berkepanjangan
Nanna menyebut kondisi debit air baku yang menurun dipengaruhi oleh musim kemarau berkepanjangan. Bendung Leko Pancing yang selama ini mengandalkan aliran sungai mengalami mengalami penyusutan volume air hingga level kritis.
"Ini bukan hanya fenomena lokal, tetapi sudah menjadi dampak kemarau panjang yang melanda beberapa daerah," ujarnya.
Meski begitu, kondisi air baku mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan per hari ini setelah wilayah hulu Leko Pancing diguyur hujan. Namun, tambahan debit tersebut belum cukup untuk menjamin ketersediaan dalam jangka panjang.
"Hari ini debit air sudah mulai meningkat, meskipun belum sepenuhnya normal. Kami terus memantau secara intensif," tambahnya.
Sementara itu, pasokan air baku dari IPA lainnya, seperti IPA 1, 3, 4, dan 5, masih beroperasi normal. Debit air dari Bendungan Bili-Bili juga dalam kondisi aman dan stabil.
Namun, keterbatasan jaringan distribusi membuat air dari Bili-Bili tidak dapat dialirkan langsung ke wilayah layanan IPA II.
"Jaringan kita saat ini belum terkoneksi antara IPA 5 ke wilayah pelayanan I dan II. Itulah yang menjadi kendala teknis utama dalam mengalihkan pasokan," terang Nanna.
Sementara itu, Kasi Hula Humas Perumda Air Minum Kota Makassar, Hasan, menegaskan bahwa pihaknya mengambil sejumlah langkah antisipatif untuk menghadapi kondisi penurunan debit air baku tersebut. Salah satunya dengan menyiagakan 15 unit mobil tangki yang beroperasi setiap hari untuk melayani seluruh wilayah Kota Makassar.
Mobil tangki ini diturunkan ke titik-titik terdampak penurunan suplai, terutama wilayah yang paling sulit menerima aliran air pada saat debit turun. Selain itu, warga juga dapat mengajukan permintaan air tangki melalui kantor pelayanan wilayah yang tersebar di enam wilayah se-Kota Makassar, sesuai domisili masing-masing.
Sistem pelayanan berbasis wilayah ini mempercepat proses distribusi bantuan air, agar masyarakat tidak perlu menunggu terlalu lama. Permintaan dapat diajukan dengan surat pengantar RT setempat atau melalui nomor pengaduan resmi 0811 464 1123.
"Ini langkah cepat kami untuk memastikan warga tetap mendapatkan layanan air bersih, terutama bagi pelanggan yang berada di wilayah terdampak. Semua armada tangki kami kerahkan penuh setiap hari," kata Hasan.
Simak Video "Video: Ledakan Truk Tangki Gas di Meksiko, 3 Tewas-70 Terluka"
(hmw/sar)