Upacara peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 akan dilaksanakan pada Selasa, 25 November 2025. Menyambut momen tersebut, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI telah merilis Pedoman Pelaksanaan Upacara HGN 2025 melalui Surat Edaran Nomor 26521/MDM/TU.02.03/2025.
Dalam pedoman tersebut, Kemendikdasmen mengimbau para tamu undangan dan peserta upacara untuk mengenakan pakaian adat tradisional. Imbauan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta Tanah Air sekaligus mencerminkan kekayaan budaya Indonesia yang begitu beragam.
Pakaian adat tidak hanya mempercantik penampilan, tetapi juga membawa pesan tentang persatuan dalam keberagaman. Dengan mengenakan pakaian adat, setiap orang dapat menunjukkan kebanggaan terhadap identitas budaya masing-masing.
Nah, jika detikers yang masih bingung memilih baju adat untuk upacara HGN 2025, artikel ini akan menyajikan berbagai ide pakaian adat yang bisa dijadikan referensi. Yuk, disimak!
Ide Pakaian Adat untuk Upacara Hari Guru Nasional 2025
Berikut ide pakaian adat yang bisa digunakan pada upacara peringatan Hari Guru Nasional 2025 yang dirangkum dari berbagai sumber:
1. Baju Bodo Khas Bugis-Makassar
Baju bodo atau waju tokko merupakan pakaian adat wanita khas suku Bugis-Makassar yang berasal dari Sulawesi Selatan (Sulsel). Terbuat dari kain tipis, busana ini terlihat ringan dan sederhana, namun tetap menampilkan kesan anggun.
Biasanya, baju bodo dipadukan dengan bawahan sarung serta hiasan aksesoris kepala, kalung dan gelang. Pakaian ini kerap dikenakan pada berbagai acara penting, termasuk upacara Hari Guru Nasional.
2. Jas Tutu' Khas Bugis-Makassar
Jas tutu' adalah pakaian adat laki-laki khas Bugis-Makassar yang bentuknya menyerupai jas modern dengan kerah tega mirip model shanghai. Pada bagian depan terdapat dua kancing yang berdekatan, dilengkapi dengan aksesoris rantai berwarna emas senada dengan kancingnya.
Jas tutu' biasanya dibuat dari kain yang lebih tebal dengan bahan dasar wol, sehingga tampilannya kokoh dan berwibawa. Busana adat ini memberikan kesan formal, sehingga sangat cocok digunakan pada upacara Hari Guru Nasional.
3. Baju Pokko' Khas Toraja
Baju pokko' adalah salah satu pakaian adat khas Toraja, Sulawesi Selatan. Busana dengan model berlengan pendek dengan dominasi warna kuning, merah, dan putih ini dikenakan oleh perempuan.
Pakaian ini biasanya dipadukan dengan berbagai aksesoris berupa hiasan manik-manik pada bagian dada, gelang, ikat kepala, serta ikat pinggang yang disebut kandore. Kombinasi warna dan aksesori tersebut membuat baju pokko' tampak sangat khas dan memancarkan identitas budaya Toraja.
4. Biliu dan Makuta Khas Gorontalo
Pakaian adat selanjutnya yang cocok digunakan saat upacara Hari Guru Nasional adalah dari Gorontalo, baju biliu untuk perempuan dan mukuta untuk laki-laki. Busana ini umumnya hadir dalam tiga warna utama yaitu ungu, kuning keemasan, dan hijau.
Dalam upacara pernikahan, pakaian adat Gorontalo memiliki empat warna, yakni merah, hijau, kuning emas, dan ungu. Setiap warna memiliki makna tersendiri, di mana merah melambangkan keberanian dan tanggung jawab, hijau bermakna kesuburan dan kerukunan, kuning emas mencerminkan kemuliaan dan kejujuran, sedangkan ungu berarti keanggunanan dan kewibawaan.
5. Babu Nggawi Khas Tolaki
Babu Nggawi adalah salah satu pakaian adat perempuan di Sulawesi Barat. Atasannya bernama "lipa hinoru" berupa blus dan bawahannya sebuah rok panjang hingga mata kaki yang dihiasi manik-manik berwarna emas di bagian depan.
Pakaian ini dilengkapi dengan beragam aksesoris, seperti anting-anting panjang, kalung panjang dan pendek, gelang, ikat pinggang berbentuk kura-kura, serta gelang kaki. Kombinasi busana dan aksesoris ini membuat Babu Nggawi tampak anggun dan cocok dikenakan pada upacara HGN.
6. Laku Tepu Khas Sulawesi Utara
Ide pakaian adat berikutnya yang bisa dikenakan saat upacara Hari Guru adalah baju Laku Tepu. Pakaian tradisional ini berasal dari daerah Sangihe dan Talaud, Sulawesi Utara.
Baju Laku Tepu untuk pria dan wanita memiliki model yang hampir sama, berupa baju terusan panjang dengan lengan panjang. Baju ini melambangkan keagungan masyarakat Sangihe-Talaud.
Bahan baju ini terbuat dari kain kofo atau fami manila, yakni kain khas lokal yang menggunakan campuran serat pisang abaka (manila hennep) dan serat kulit kayu. Kedua jenis serat itu kemudian ditenun menggunakan alat tradisional bernama kahuwang.
7. Pakaian Adat Ewer Khas Papua Barat
Pakaian adat Ewer merupakan busana tradisional dari Papua Barat. Pakaian ini terbuat dari bahan alam berupa jerami atau serat kering yang dijadikan bawahan berupa rok dengan dua lapisan, lapisan dalam sebatas lutut dan lapisan luar di atas lutut.
Untuk memperkuat ikatan rok, digunakan ikat pinggang yang terbuat dari kulit kayu yang diukir. Sementara atasannya berupa baju kurung yang terbuat dari kain beludru yang dihiasi rumbai bulu di tepi lengan, leher, atau pinggang.
Pakaian ini juga dilengkapi berbagai aksesoris seperti gelang, kalung, dan penutup kepala. Dahulu, laki-laki hanya mengenakan rok bawahan tanpa atasan, namun seiring perkembangan zaman, pakaian ini kini juga dilengkapi kain sebagai atasan.
8. Baju Cele Khas Maluku
Baju Cele adalah salah satu pakaian adat dari Maluku, berupa kain kebaya yang dipadukan dengan kain salele di pinggang. Kain salele tersebut memiliki motif garis-garis geometris atau kotak-kotak kecil.
Umumnya baju cele ini memiliki corak warna merah yang melambangkan nilai keceriaan, keberanian, dan ketangkasan. Pakaian ini digunakan tanpa mengenakan alas kaki atau bisa juga menggunakan selop.
9. Baju Nona Rok
Pakaian nona rok adalah busana adat dari Maluku Tenggara yang terdiri dari kebaya putih berlengan panjang dengan kancing, terbuat dari kain brokat halus. Roknya dijahit dengan lipit-lipit kecil dari kain bermotif kembang kecil berwarna merah atau oranye, memberikan tampilan yang anggun dan rapi.
Busana ini dilengkapi dengan pengikat pinggang yang disebut pending, terbuat dari perak, serta dipadukan dengan sepatu pantofel hitam dan kaos kaki putih. Kombinasi ini menambah kesan formal dan elegan, sehingga cocok digunakan pada upacara resmi seperti Hari Guru.
Daftar Pakaian Adat Setiap Provinsi Indonesia
Selain pakaian adat yang telah disebutkan, masih ada banyak pilihan lain dari berbagai daerah Indonesia. Bagi peserta yang ingin tampil berbeda, bisa memilih baju adat yang jarang dikenakan dalam acara-acara nasional.
Untuk memudahkan, berikut daftar beberapa pakaian adat khas setiap provinsi di Indonesia yang dikutip dari detikEdu:
- Aceh: Ulee Balang
- Sumatra Utara: Ulos
- Sumatra Barat: Bundo Kanduang
- Riau: Teluk Belanga dan Kebaya Laboh
- Kepulauan Riau: Teluk Belanga dan Kebaya Laboh
- Bengkulu: Rejang Lebong
- Jambi: Baju Kurung Tanggung
- Lampung: Tulang Bawang
- Sumatra Selatan: Aesan Gede
- Bangka Belitung: Paksian
- Banten: Baju Pangsi
- DKI Jakarta: Kebaya Encim dan Sadariah
- Jawa Barat: Pakaian Adat Bedahan dan Kebaya Sunda
- Jawa Tengah: Kebaya Jawa
- DI Yogyakarta: Kebaya Ksatrian
- Jawa Timur: Pesa'an
- Kalimantan Barat: King Baba dan King Tompang
- Kalimantan Timur: Pakaian Adat Kustin
- Kalimantan Selatan: Babaju Kun Galung Pacinan
- Kalimantan Tengah: Sangkarut
- Kalimantan Utara: Ta'a dan Sapei Sapaq
- Gorontalo: Biliu dan Makuta
- Sulawesi Barat: Pattuqduq Towaine
- Sulawesi Tengah: Baju Nggembe
- Sulawesi Utara: Laku Tepu
- Sulawesi Tenggara: Kinawo, Babu Nggawi
- Sulawesi Selatan: Baju Bodo, Baju Pokko
- Bali: Pakaian Adat Payas Agung
- Nusa Tenggara Timur: Pakaian Suku Sabu
- Nusa Tenggara Barat: Pakaian Adat Lambung
- Maluku: Baju Cele
- Maluku Utara: Manteren Lamo
- Papua: Koteka atau Holim
- Papua Barat: Pakaian Adat Ewer
- Papua Pegunungan: Koteka atau Holim
- Papua Selatan: Pummi
- Papua Tengah: Koteka atau Holim
- Papua Barat Daya: Boe, Kuli Bia, Topi Kasuari, dan Kalung Manik-Manik
Demikianlah detikers kumpulan ide pakaian adat untuk upacara Hari Guru Nasional 2025. Semoga membantu!
Simak Video "Video: Seputar Bulan Guru Nasional yang Dirayakan Selama Bulan November "
(alk/alk)