.webp)
Masyarakat di Kota Ternate, Maluku Utara menggelar aksi bela Palestina yang dirangkaikan dengan penggalangan dana. Aksi kemanusiaan itu berhasil mengumpulkan donasi hingga Rp 1 miliar.
"Jumlah massa yang hadir sekitar 30.000-an, kalau hasil penggalangan dana untuk Palestina yang terkumpul hari ini mencapai Rp 1 miliar lebih. Ini adalah partisipasi murni dari masyarakat Maluku Utara yang peduli terhadap saudara-saudari di Palestina," ujar Ketua Aksi Bela Palestina Hasbi Yusuf kepada detikcom, Minggu (3/12/2023).
Aksi bela Palestina itu dipusatkan di depan Kantor Wali Kota Ternate, Minggu (3/12) sekitar pukul 07.00 WIT. Ribuan massa dengan pakaian serba putih disertai kalung sorban khas Timur Tengah, memadati depan Masjid Raya Almunawar hingga Pelabuhan Ahmad Yani Ternate.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Massa yang terdiri dari anak-anak sampai orang tua itu juga mengibarkan bendera Palestina dan Merah Putih sambil meneriakkan 'Free Palestina'. Dalam aksi ini, turut hadir aktivis kemanusiaan asal Kecamatan Galela, Kabupaten Halmahera Utara yang saat ini berdomisili di Palestina, Abdillah Onim. Ia didampingi anak istri dan ibunya yang didatangkan dari Galela.
"Saya kira, kami percaya bahwa selama ini, kegiatan ini dilandasi oleh semangat kemanusiaan. Kami tidak meminta bantuan dari siapa pun, ini murni dari kepedulian masyarakat. Bahkan kehadiran Abdillah Onim dan keluarga juga berkat masyarakat," jelas Hasby.
Lanjut Hasbi, uang hasil penggalangan tersebut rencanannya akan disumbangkan ke Palestina lewat Abdillah Onim. Donasi tersebut akan diperuntukkan untuk pembelian air bersih, pangan, serta kebutuhan lain bagi warga di Palestina.
"Kami ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh masyarakat Maluku Utara, para dermawan dan pemimpin daerah ini, karena ikut berpartisipasi dalam aksi bela Palestina. Alhamdulillah, donasi sesuai target telah tercapai," imbuh Hasbi.
Sementara itu, Abdillah Onim dalam orasinya mengisahkan ia dan keluarganya bisa dievakuasi keluar Gaza, Palestina. Ia mengaku sempat memasrahkan kehidupan keluarganya setelah menyaksikan situasi mengerikan di jalur Gaza.
"Evakuasi kemarin saya dan anak istri sudah menyerahkan kepada Allah SWT. Kami yakin, kematian bukan ditentukan oleh manusia tetapi ditentukan oleh Allah SWT. Karena pada saat evakuasi melalui jalur Gaza, kami melihat jasad saudara-saudara, anak-anak Gaza terlentang di aspal," tuturnya.
"Dalam gencatan senjata beberapa hari kemarin sampai saat ini, mohon maaf, situasinya semakin parah. Di mata penjajah, nyawa tidak ada harganya. Dengan demikian, agama apapun di dunia, terutama Indonesia, muslim maupun non muslim, saya yakin sepakat untuk menolak dan mengutuk penjajahan," ujarnya.
(asm/ata)
