Dua kasus penculikan bayi di RSUD Semarang dan Puskesmas Kembangan, Jakarta, menunjukan lemahnya keamanan. RS dan puskesmas di tanah air diminta memperketat standar operasional mereka.

Setelah melakukan pencarian selama 1 jam di dalam selokan, polisi tak menemukan jejak tukang rongsokan. Kapolsek Kiara Condong AKP Sharly Sollu menduga tukang rongsokan itu melarikan diri setelah mendengar ledakan.

Teka teki penyebab menghilangnya tukang rongsokan usai masuk selokan di depan Carrefour Kiaracondong, Jalan Soekarno Hatta, masih gelap. Salah seorang saksi, sempat mendengar ledakan dari dalam selokan pada Minggu lalu (10/1/2010).

Warga di sekitar perempatan Carrefour-Kiara Condong, Jalan Soekarno Hatta sedang dihebohkan dengan adanya kabar seorang tukang rongsokan yang diduga hilang usai masuk ke selokan yang berada di seberang Carrefour, tak jauh dari Sanggar Seni Sunda.

Bayi laki-laki, putra Edy Sugianto dan Murtini, diculik oleh bidan gadungan di Puskesmas Pembina Kembangan, Jakarta Barat. Komnas Perlindungan Anak mengindikasikan ada keterlibataan orang dalam sebagai pemberi informasi.

Pihak Puskesmas Kembangan, Jakarta Barat, tidak mempermasalahkan ibu bayi yang hilang untuk menetap hingga anaknya kembali. Hal ini dilakukan untuk menjaga kondisi ibu bayi.

Hilangnya bayi milik pasangan Ny Murtanti (33) dan Edi S(43) di Puskesmas Kembangan, Jakarta Barat, dinilai sebagai bentuk kelalaian petugas. Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Prijanto pun akan menindak tegas petugas Puskesmas.

Murtini (33), ibu dari bayi laki-laki yang diculik di Puskesmas Kembangan merasa dipojokkan suter Puskesmas itu. Suster di Puskesmas itu menyalahkan Murtini yang menyerahkan bayinya ke suster yang tidak berseragam.

"Di sini teledor. Setelah kejadian baru diperketat. Kemarin orang luar bebas masuk," sesal Murtanti, ibu dari bayi yang diculik di Puskesmas Kembangan, Jakarta Barat.

Penculikan bayi di RSUD Semarang menjadi PR besar bagi kepolisian. Karena itu, mereka membentuk tim dan memprioritaskan kasus tersebut.