Tahun ini, PT Kereta Api Indonesia (KAI) membuat 2 tonggak sejarah baru sekaligus. Kedua tonggak sejarah ini telah dipersiapkan dengan susah payah selama lebih dari 3 tahun. Apa saja?

KRL Ekonomi telah dipensiunkan sehingga sekarang hanya ada commuter line (CL). Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang CL, PT KAI akan mendatangkan 180 kereta baru.

Setelah puluhan tahun beroperasi, KRL ekonomi yang melayani warga Jakarta dan sekitarnya dipensiunkan. Kereta-kereta ini akan diganti seluruhnya dengan KRL Commuter Line (CL) yang berpendingin udara.

Gerbong KRL berasap di Stasiun Depok Lama, Depok, Jawa Barat. Gerbong dalam rangkaian KRL menuju Jakarta Kota itu ternyata korslet.

Membeludaknya penumpang sesudah tarif KRL Commuter Line (CL) turun memang sangat kasat mata dan bisa dirasakan di dalam gerbong. Bahkan pada jadwal Commuter Line yang berangkat sebelum jam 6 pagi.

Ageng, seorang penumpang KRL Commuter Line relasi Serpong-Palmerah, pernah kecopetan BlackBerry dalam gerbong KRL. Ageng pun berbagi tips dan saran buat para pengguna KRL lainnya.

Seiring dengan membeludaknya penumpang dalam gerbong KRL Commuter Line, tangan-tangan jahil yang memanfaatkan situasi itu mulai bermunculan. Seperti Ageng, penumpang KRL relasi Serpong-Palmerah, yang pernah kehilangan BlackBerry di Stasiun Pondok Ranji. Waspadalah!

Murahnya tarif tiket KRL Commuter Line ibarat pisau bermata dua. Penumpang membeludak dan berdesak-desakan menjadi lumrah kendati tak nyaman. Penumpang rentan seperti ibu hamil, lansia dan ibu dengan anak-anak menjadi tersiksa. Sedikit penumpang yang berempati memberikan tempat duduknya.

Tarif tiket KRL Commuter Line (CL) yang turun harga membuat penumpang makin membeludak. Gerbong yang berjejalan saat jam sibuk menjadi pemandangan lazim. Maka keluhan yang banyak didengar dari penumpang KRL adalah: tambah gerbong.

KRL Commuter Line (CL) semakin terjangkau karena subsidi plus tarif sesuai jarak. Namun sayang, kereta masih kerap terlambat datang dan AC sering mati. Penumpang mengeluhkan hal itu pada Menteri BUMN Dahlan Iskan.