Peserta konvensi capres PD Anies Baswedan mendorong Gubernur DKI Jakarta Jokowi untuk dicapreskan PDIP. Menurut Anies, Indonesia harus dipimpin oleh orang yang kompeten.

Walaupun pelaksanaan Pemilihan Umum 2014 hanya tinggal menghitung hari. Beberapa partai-partai politik mulai merancang untuk melakukan koalisi, guna memenuhi target “presidential threshold” dalam pemilu legislatif April mendatang. Seperti isyarat komunikasi politik yang dilakukan Partai Gerindra dan Partai Demokrat. 

Satu per satu DPD dan DPC PDIP menyatakan dukungan ke pencapresan Joko Widodo (Jokowi). Kali ini DPC PDIP Jakarta Barat yang menegaskan sikap mendukung pencapresan Gubernur DKI itu.

Pesona Joko Widodo sedang melambung tinggi. Tidak heran jika banyak juga caleg PDIP di Sulawesi yang memasang foto bareng Jokowi untuk bisa mengatrol perolehan suaranya.

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta menggelar razia alat peraga kampanye yang masih terpasang di jalur-jalur protokol. Parpol yang alat peraganya paling banyak disita Bawaslu adalah PDIP.

Prabowo Subianto menanggapi isu pecahnya kongsi Gerindra dengan kadernya yang jadi Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T. Purnama alias Ahok. Dijumpai di sela silaturahmi dengan PP Muhammadiyah, Prabowo menanggapi ringan kabar makin dekatnya orang nomer 2 Ibukota dengan elit PDIP.

DPD PDIP Jakarta membuka program kotak pos (PO Box) untuk menampung aspirasi rakyat terkait calon presiden (capres) dan calon anggota legislatif (caleg) pilihan rakyat. Diharapkan PDIP bisa menemukan capres yang benar-benar diharapkan oleh rakyat.

Caleg DPRD DKI dari PDIP sudah sepakat akan ramai-ramai memasang foto Gubernur DKI itu di baliho mereka. Jokowi juga sudah menyatakan tak masalah fotonya dibawa-bawa kampanye oleh caleg tersebut.

Survei terbaru yang dirilis oleh litbang Kompas menunjukan Gubernur DKI Jakarta Jokowi semakin melejit di angka 43,5%. Gubernur Sulawesi Utara yang mengikuti konvensi capres PD Sinyo Harry Sarundajang pun melirik Jokowi.

Hampir pasti Jokowi dicapreskan. Dan hampir pasti pula itu dilakukan sebelum pileg. Itu jika Ketum PDIP cerdas. Itu jika partai ini tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk meraup suara sebanyak-banyaknya. Adakah ucapan ‘nggih’ Jokowi sebagai tengara restu? Dan apa pula itu politik Jawa?