Gubernur Jabar Ahmad Heryawan akan mengusulkan anggaran terkait dengan penanganan banjir. Mulai tahun 2009, seluruh kegiatan penghijauan hutan akan diarahkan ke hulu sungai di Jabar.

Belgia menawarkan Pemprov Jabar untuk bekerjasama dalam bidang energi, transportasi, tekstil, dan garmen. Hal ini disampaikan Pangeran Philippe, putra mahkota kerajaan Belgia.

Selain sempat menjadi tempat latihan sepakbola tim Gasibu, lapangan yang kini menjadi sengketa antara ahli waris Patinggi dan Pemprov Jabar pernah menjadi perkampungan pemulung.

Mantan Gubernur Jabar Danny Setiawan mengembalikan uang sebesar Rp 600 juta ke KPK. Ternyata uang tersebut diperoleh Danny dari Hengky Samuel Daud yang ajdi buron. 

Lapangan Gasibu yang kini menjadi objek sengketa antara ahli waris Patinggi dan Pemprov Jabar, ternyata pada saat jaman Belanda lapangan itu bernama Wilhelmina Plein. Nama ini diambil dari ratu Belanda.

Surat Kikitir atau Girik yang diklaim oleh ahli waris Patinggi sebagai bukti sah kepemilikan lahan ternyata tidak pernah terdaftar di dalam buku C, buku khusus untuk mencatat kepemilikan tanah adat.

Gugatan 42 ahli waris almarhum Patinggi terhadap Pemprov Jabar di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, seharusnya menunggu putusan dari Mahkamah Agung mengenai kasus yang sama.

Ternyata bukan kali ini saja Pemprov Jabar dituntut ahli waris  almarhum Dirdja alias Patinggi. Tahun 2007, Pemprov juga pernah digugat. Anehnya ahli waris dulu yang menggugat tidak memiliki hubungan darah dengan yang sekarang menggugat.

Rupanya bukan kali ini saja almarhum Dirdja alias Patinggi alias Djayareksa alias Rd Kusuma Atmawijaya ataupun ahli warisnya bersengketa perihal kepemilikan tanah 43 hektar. Sengketa sudah terjadi saat jaman Belanda.

Almarhum Dirdja alias Patinggi alias Djayareksa alias Rd Kusuma Atmawijaya memiliki tanah seluas 43 hektar, terbentang dari Jalan Cihapit, Jalan Muara Rajeun, hingga Coblong. Namun ahli warisnya hanya menginginkan 6 hektar saja.