Spanduk sosialisasi pilpres di Lampung cenderung mengarahkan kepada salah satu pasangan. Bagi Sekretaris Umum Tim Nasional Mega-Prabowo, Fadli Zon upaya tersebut dianggap sebagai konspirasi politik.

Beberapa stasiun TV menolak menayangkan iklan kampanye Mega-Prabowo. Kubu Mega-Prabowo pun gusar.  Sebab, perang udara lewat iklan memang menjadi salah satu senjata andalan pasangan ini untuk menjaring pemilih.

Pasangan Mega-Prabowo menggunakan 500 tukang ojek sebagai sarana kampanye. Para ojekers ini dikerahkan untuk menyebarkan kontrak politik pasangan itu dengan kaum buruh.

"Hahaha.... Tanya ke TV-nya, ada intervensi nggak? Zaman sekarang kok intervensi," jawab Hatta Rajasa, ketua tim pemenangan SBY-Boediono.

Indosiar mengaku tak pernah mendapat 'tekanan' siarannya soal siarannya termasuk iklan ber-tagline bangkrut milik Mega-Prabowo. Karena sudah lulus sensor, Indosiar pun tetap menayangkan iklan politik tersebut.

Tim kampanye nasional Mega-Prabowo yakin pemberitaan negatif tentang Prabowo menjelang pilpres itu pesanan sebagai upaya menjatuhkan citra mantan Danjen Kopassus.

Diduga ada intervensi dari penguasa, iklan kampanye pasangan Mega-Prabowo yang berjudul 'Harga' dilarang tayang di sejumlah stasiun televisi. Padahal, iklan tersebut telah lolos sensor dari LSF.

Iklan-iklan pasangan Mega-Prabowo tidak bisa ditayangkan karena dianggap mengkritisi pemerintah. Semua stasiun TV menolak kecuali Indosiar.

Tim kampanye Mega-Prabowo memprotes iklan-iklan kampanye satu putaran SBY-Boediono. Sekretaris Umum Tim Nasional Mega-Prabowo Fadli Zon menilai hal ini sebagai ketakutan pasangan SBY-Boediono jika harus bertarung dua putaran.

Tim sukses Mega-Prabowo mengeluhkan adanya penolakan dari sejumlah stasiun TV untuk menayangkan iklan kampanye mereka yang berjudul 'Bangkrut'.