Tak hanya Pertamina yang mengimpor BBM dari Singapura. Perusahaan swasta AKR Corporindo menargetkan mengimpor 2,4 juta kiloliter (KL) BBM dari Singapura tahun ini.

Selama ini segmen kendaraan Low Cost and Green Car (LCGC) banyak dinilai negatif beberapa kalangan. Salah satunya dengan adanya LCGC penggunaan BBM bersubsidi menjadi meningkat, maka dari itu pemerintah tengah memikirkan cara agar mobil LCGC tak lagi bisa menggunakan BBM subsidi.

Indonesia sudah terlalu berat menanggung tingginya subsidi BBM, yang jumlahnya hingga Rp 200 triliun lebih.

Apa yang seharusnya dilakukan pemerintah untuk membatasi penggunaan BBM subsidi oleh pemilik mobil-mobil Low Cost and Green Car? Berikut beberapa pendapat dari pembaca detikOto mengenai mobil-mobil LCGC yang menggunakan BBM subsidi.

BPH Migas ibaratkan BBM subsidi seperti racun, karena ratusan triliun digunakan hanya untuk dibakar, sementara ketahanan energi Indonesia makin rapuh.

Kementerian Perhubungan selaku regulator angkutan laut akhirnya menyetujui usulan Pelni melakukan penyesuaian tarif angkutan penumpang.

Masyarakat yang sanggup beli mobil, meski itu mobil terjangkau sekelas Low Cost and Green Car (LCGC), sudah sewajarnya menggunakan bahan bakar yang lebih mahal atau non subsidi.

Gubernur BI Agus Martowardojo mendukung calon presiden yang berani mengambil kebijakan untuk mengurangi subsidi BBM. Bentuk reformasi struktural yang nyata itu adalah dengan mengurangi subsidi BBM.

Kilang minyak di Indonesia makin tidak efisien karena rata-rata sudah berusia tua. Sehingga produksi BBM makin mahal.

Gubernur BI Agus Martowardojo mendukung pengurangan subsidi BBM. Menurutnya, perlu realokasi subsidi BBM ke program yang benar-benar menyentuh masyarakat miskin.