Pembongkaran patung musisi di Taman Monumen Perjuangan Jabar dilakukan oleh Provinsi Jabar. Distam Bandung tak mengetahui jelas alasannya. Seperti saat pemasangannya, pembongkaran pun tanpa koordinasi.

Setelah menuai protes dari warga dan seniman, Monumen Musisi yang berada di Taman Monumen Perjuangan kini sudah lenyap. Padahal, monumen itu diberikan izin oleh Pemprov Jabar hingga Agustus 2009.

Mantan Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan diberi uang oleh rekanan Pemprov untuk biaya kampanye pilkada. Irjen Pol Dadang Garnida yang saat itu menjabat Kapolda Jabar menawarkan Danny untuk membeli tasbih darinya.

Mantan Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan diberi uang oleh rekanan Pemprov untuk biaya kampanye pilkada. Irjen Pol Dadang Garnida yang saat itu menjabat Kapolda Jabar menawarkan Danny untuk membeli tasbih darinya.

Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat Netty Heryawan menerima secara simbolis tiga unit mobil pelayanan gizi bagi ibu dan balita dari program CSR Indofood Nutrition. Mobil ini akan berkeliling wilayah di Jabar.

Sekretaris Dinas Pertamanan Bandung Arif Prasetya menyatakan Pemprov Jabar tak perlu meminta izin kepada Pemkot Bandung untuk pembangunan monumen musisi di Taman Perjuangan Jabar yang kini menuai kritik.

Sebelum diizinkan Pemprov Jabar, panitia sempat mendatangi Distam Kota Bandung untuk izin pembangunan monumen musisi di taman kota. Namun keinginan tersebut langsung ditolak karena produk yang mensponsori monumen tersebut adalah merek rokok.

Dinas Pertamanan Kota Bandung membantah dikatakan membantu pendirian monumen musisi. Namun melihat hasil pekerjaan pada monumen tersebut, Distam yakin itu dibuat oleh anggotanya yang menjadi oknum untuk membantu pemprov.

Gubernur Ahmad Heryawan menegaskan keprihatinannya terhadap kondisi lingkungan di Jawa Barat. Untuk itu, Rp 30 miliar APBD dianggarkan untuk penanaman pohon di 26 kota dan kabupaten di Jabar.

Meski berdiri tak jauh dari kantornya di Gedung Sate, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengaku tidak mengetahui keberadaan monumen tersebut. Padahal monumen tersebut kini telah menuai berbagai kritik dari warga, dan seniman di Kota Bandung.