Sejarawan dari LIPI Asvi Warman Adam menyatakan usulan penamaan Jl Soeharto menggantikan Jl Medan Merdeka Barat terlalu kontroversial dan tak efektif. Menurutnya, jasa mantan presiden Soeharto tak sebesar jasa Soekarno-Hatta.

Ketua DPD Irman Gusman menyarankan agar usulan nama Jl Soeharto tidak langsung direalisasikan. Soalnya, usulan ini bisa memicu kontroversi di masyarakat.

Perubahan nama Jl Medan Merdeka menjadi nama Jl Soekarno, Jl Hatta, Jl Soeharto, dan Jl Ali Sadikin menuai pro dan kontra. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan setuju atas pergantian nama Jl Medan Merdeka.

Rencana penggantian nama Jalan Medan Merdeka Barat menjadi Jl Soeharto menuai kontroversi. Anggota Komisi V DPR dari Fraksi PDIP Nusyirwan Soejono tak setuju jika nama Soeharto dipakai untuk menggantikan Jl Medan Merdeka Barat. Bila Anda setuju dengan Nusyirwan Soejono, pilih Pro!

Perubahan nama Jl Medan Merdeka menjadi Jl Bung Karno, Bung Hatta, Jl Soeharto dan Jl Ali Sadikin otomatis akan mengubah kop surat. Karena itu, usulan perubahan tersebut harus disosialisasi terlebih dulu.

Panitia 17 belum memastikan nama Jl Soeharto sebagai pengganti Jl Medan Merdeka Barat lantaran dikhawatirkan menuai kontroversi. Mereka akan berusaha mendengarkan respons publik terlebih dahulu sebelum memutuskan hal ini.

Anggota Komisi V DPR dari Fraksi PDIP Nusyirwan Soejono tak setuju jika nama Soeharto dipakai untuk menggantikan Jl Medan Merdeka Barat.

Nama Jalan Medan Merdeka Barat diusulkan menjadi Jalan Soeharto oleh Panitia 17, sebuah tim yang diketuai Jimmly Ashiddiqqie. Ternyata, usulan nama Jalan Soeharto ini datang dari AM Fatwa.

Nama Soeharto diusulkan menjadi Jl Medan Merdeka Barat. Langkah ini dinilai kontroversial mengingat Soeharto belum mendapat gelar pahlawan. Lalu apa tanggapan Gubernur DKI Jokowi?

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sepakat dengan rencana pergantian nama Jl Medan Merdeka dengan sejumlah nama tokoh. Jokowi akan mengupayakan Jl Bung Karno dan Jl Bung Hatta menggantikan Jl Medan merdeka Utara dan Selatan terlebih dahulu.