Maraknya aksi kekerasan berbau SARA menjadi bukti menangnya liberalisme di Indonesia. Negara tidak boleh pasif menanggapi kejadian berulang ini.

Anggota Komisi III DPR dari FPD Didi Irawadi Syamsuddin mendesak Kepolisian segera membubarkan organisasi masyarakat yang bertindak anarkis. Keberadaan ormas tersebut telah merusak sendi kebebasan beragama di Indonesia.

Unilever Indonesia Holding BV melakukan tender offer saham Sara Lee Body Care Indonesia (PROD) seharga Rp 372.950 per saham dengan total raupan dana Rp 59,5 miliar.

Kapolda Metro Jaya Irjen Sutarman menyatakan pihaknya akan mengeluarkan tindakan tegas jika konflik Ahmadiyah seperti di Cikeusik, Pandeglang, Banten, terjadi di Jakarta dan Bekasi. Polisi akan menggunakan Protap 01 atau tembak di tempat untuk membubarkan anarkisme massa.

Pangdam III Siliwangi Mayjen Moeldoko menyatakan akan segera melakukan koordinasi dengan satuannya di Tasikmalaya untuk mengantisipasi adanya kejadian tak diinginkan, terkait rencana sweeping yang akan dilakukan oleh FPI setempat.

Kajati Jabar Sugiyanto meminta penganut Ahmadiyah untuk tidak melakukan kegiatan atau aktivitas yang dapat memancing provokasi. Warga juga diminta tak mudah terprovokasi.

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan meminta intelijen daerah agar dapat menjalankan deteksi dan antisipasi dini untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan.

Meski hari ini sempat ada aksi demo dari FPI soal Ahmadiyah di Tasikmalaya, namun menurut Ketua Komunitas Intelijen Daerah Jabar yang juga Wakil Gubernur Dede Yusuf, kondisi Jawa Barat saat ini dinilainya masih kondusif.

Ketua Komunitas Intelejen Daerah (Kominda) Dede Yusuf menyatakan akan mengoptimalkan kembali peran Kominda, agar bisa menyampaikan informasi lebih cepat dan akurat.

Pecahnya konflik SARA antara Ahmadiyah dan warga Cikeusik, Banten, membuat pihak aparat Polda Metro Jaya waspada. Tidak menutup kemungkinan peristiwa seperti itu akan timbul di tempat lain, seperti Jabodetabek.