Istri Susno, Herawati, yakin tidak ada cukup alasan untuk menangkap dan menahan Suno Duadji. Tetapi keputusan Mabes Polri menangkap mantan Kabareskrim tersebut, juga tidak membuat pihak keluarga kaget.

Drama hukum Chairul Saleh tidak lama lagi akan terjawab di PN Jakarta Pusat, siang ini. Sepanjang persidangan selama setengah tahun lebih, minimal ada 3 kejanggalan yang bisa diungkap oleh hakim yang diketuai Hakim Ketua Syarifudin.

Kalau mampu mempertahankan suara 20,85 persen saja pada pemilu mendatang itu sudah cukup menjadi prestasi besar untuk Partai Demokrat. Perolehan suara Demokrat pada Pemilu 2009 sebagian besar ditunjang oleh faktor sosok SBY.

Selama ini mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji dianggap sebagai pembuka kotak Pandora mafia pajak. Namun menurut Ruhut Sitompul, bukan Susno yang berjasa, melainkan Kapolri Jenderal BHD.

Sepak terjang Susno Duadji belakangan ini dituding hanya sebagai cara dia untuk mengirimkan pesan kepada seseorang. Tudingan itu dibantah oleh kubu Susno.

Sejumlah peristiwa besar membuat agenda pemerintah tidak terdengar gaungnya. Contohnya, Rakernas di Istana Tampak Siring, Bali terpendam oleh berita kemenangan Anggodo Widjojo dalam praperadilan kasus Bibit dan Chandra.

Nama mantan Kabaresrim Komjen Pol Susno Duadji pernah dikait-kaitkan dengan kasus Bibit-Chandra. Tidak heran ketika gugatan Anggodo Widjojo dimenangkan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan banyak pihak meminta tanggapan Susno.

Ketiga kasus raksasa hingga kini masih terekam baik dalam ingatan publik. Terlebih belum ada satu pun dari kasus tersebut yang diselesaikan hingga tuntas. Kasus yang ada ibarat bara api yang tersiram air, panas, dan mati seketika.

PAN mendukung evaluasi yang akan dilakukan KY terhadap hakim Nugroho Setiaji. Nugroho adalah hakim tunggal yang mengabulkan permohonan praperadilan SKPP Bibit-Chandra.

Rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan, yakin kasus mafia pajak yang disebut-sebut melibatkan sejumlah jenderal di tubuh Polri ini akan cepat selesai seiring tingginya atensi publik.