Saham-saham produsen minol sudah bergerak lesu sejak diumumkan larangan minimarket jual bir oleh pemerintah pekan lalu. Sahamnya terkena sentimen negatif.

Larangan penjualan bir di minimarket dikhawatirkan memicu peredaran minuman beralkohol (minol) oplosan.

Nekat mengoplos minuman bersoda dan obat yang ditemukannya, M Rafii (29) membuat dua rekannya Eko Riyadi (30) alias Kodok dan Darwadi (30) alias Monyet kehilangan nyawa. Tidak tanggung-tanggung obat yang dicampur berjumlah 100 butir.

Keberadaan para preman-preman di DKI Jakarta kerap kali menimbulkan keresahkan masyarakat. Untuk mencegah hal tersebut, Polres Metro Jakarta Utara menggelar razia preman dalam Operasi Bina Kusuma 2015 di wilayah Jakarta Utara.

Mendag Gobel yakin aturan larangan jual miras di minimarket, tidak akan berdampak pada turunnya pendapatan daerah wisata.

Mulai April 2015, seluruh minimarket di larang menjual miras. Jika masyarakat menemukan adanya pelanggaran bisa laporkan ke twitter @RachmatGobel.

Mulai 16 April 2015, pemerintah melarang penjualan minuman keras golongan A, atau dengan kadar alkohol 5% (bir) di tingkat ritel dan minimarket. Apa alasannya?

Mendag Gobel tak khawatir jika pendapatan negara cari cukai miras Rp 6 triliun/tahun melayang, akibat aturan larangan minimarket jual miras mulai April 2015.

Pemerintah mulai melarang penjualan miras di minimarket pada April 2015. Salah satu tujuannya agar anak di bawah umum mengkonsumsi minuman ini.

Pemerintah mulai April 2015 nanti bakal melarang minimarket ataupun pengecer menjual bir. Hal ini bakal berdampak terhadap pemasukan minimarket dan pedagang itu sendiri.