Selain mengamankan tersangka penusukan terhadap siswa SMA 6 Alawy Yusianto, Fitrah Ramadani alias Doyok, polisi juga mengamankan empat orang yang diduga membantu Doyok kabur. Keempat orang tersebut merupakan keluarga dan teman dekat Doyok.

Sang Raja Dangdut Rhoma Irama mengatakan darah muda, darah para remaja, selalu ingin merasa gagah dan tak pernah mau mengalah. Namun apa yang terjadi bila darah muda itu bergolak tak terkendali? Seperti 5 remaja di dunia ini yang berbuat kriminal hingga menghilangkan nyawa orang lain ini.

Siswa siswi SMA 70 dan SMA 6 masih diliburkan menyusul tawuran pelajar yang menewaskan Alawy Yusianto Putra (15) di tangan FT alias Doyok. Proses belajar mengajar baru aktif lagi Senin.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai kinerja Kepala Sekolah SMAN 6 dan 70 Jakarta dalam kategori buruk. Penilaian itu berdasarkan banyak masalah tawuran dan kekerasan di kedua sekolah elit yang bermukim di wilayah Kebayoran Baru tersebut.

Untuk mengantisipasi maraknya tawuran pelajar, jajaran Polres Cirebon Kota merazia siswa bahkan hingga ke dalam sekolah. Di SMK Nasional, Cirebon, polisi menemukan sabuk ukuran besar serta sebuah pisau lipat.

Pihak sekolah tidak bisa dituding sebagai satu-satunya pihak yang bersalah terkait maraknya tawuran pelajar di Jakarta. Kepolisian juga harus bertanggung jawab terhadap keamanan yang terjadi di wilayah rawan tawuran pelajar.

Meski bersatus RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) rupanya budaya tawuran di SMAN 70 tetap terjadi. Forum Guru menganggap predikat RSBI yang diemban di SMAN 70 tidak bisa mencegah budaya tawuran di SMA elit itu.

FT alias Doyok (19) hari ini resmi ditahan setelah menjalani pemeriksaan selama 6 jam. Dalam pemeriksaanya, polisi hanya memverfikasi data personal tersangka, belum mengarah pada kronologi tawuran berdarah 24 September lalu.

Yayasan Darul Arkom menyesalkan sikap mantan siswanya, AP (15), yang melakukan pemerasan terhadap adik kelasnya. Aksi AP sendiri sudah sering dilakukan dan membuat resah siswa lainnya.

Aksi tawuran antarpelajar di Jakarta dan sekitarnya sering terjadi setiap tahunnya. Aksi kekerasan di kalangan pelajar ini tidak hanya terjadi di lingkungan sekitar sekolah saja, tetapi juga tersebar di sejumlah lokasi yang menjadi fasilitas publik seperti jalan raya.