Pertamina memastikan akan melakukan pengurangan alokasi bahan bakar bersubsidi jenis solar di Jakarta Pusat.‬ Langkah ini akan dilakukan mulai 1 Agustus 2014 mendatang.

Pertamina berencana tidak lagi menjual BBM bersubsidi jenis premium di jalan tol. Langkah ini ditempuh agar volume konsumsi BBM bersubsidi tidak melampaui jatah yang sudah ditetapkan untuk tahun ini yaitu 46 juta kiloliter (kl).

Kondisi ekonomi Indonesia saat ini dibilang sudah cukup sulit, ini terutama terlihat dari struktur anggaran pemerintah yang habis untuk subsidi dan gaji pegawai.

Lembaga multilateral internasional, yaitu Bank Dunia, tidak mendukung salah satu pasangan calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (pilpres) tahun ini.

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia M Ikhsan mengatakan, pemerintah baru perlu menerapkan berbagai kebijakan untuk mengurangi subsidi BBM.

Laporan terbaru Bank Dunia menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini diproyeksikan sekitar 5,2%. Lebih rendah proyeksi sebelumnya 5,3%.

Pemerintah Indonesia ke depan masih akan menghadapi berbagai tantangan. Salah satu pilihan sulit adalah mengatasi kerentanan fiskal atau anggaran negara.

Pemerintah memastikan pasokan BBM (non subsidi) tetap tersedia, meski pasokan 2 jenis BBM subsidi sudah habis kuotanya sebelum akhir tahun.

Pertamina punya keinginan agar pemerintah memberikan izin menghapuskan solar subsidi di SPBU kawasan Jakarta Pusat dan juga di jalan-jalan tol.

Sudah 2 tahun terakhir Pertamina tidak mengizinkan SPBU yang baru berdiri untuk menjual solar subsidi. SPBU baru harus menjual solar non subsidi atau Pertamina dex.