Dari Juanda, posko penanganan AirAsia QZ8501 dipindah ke Mapolda Jawa Timur sejak beberapa hari lalu. Di tempat itulah, proses identifikasi jenazah dilakukan dan pertemuan keluarga korban dan pihak AirAsia serta petugas digelar. Seperti apa suasananya?

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur merilis ciri-ciri 10 jenazah penumpang AirAsia QZ8501 yang telah ditemukan pada 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2015. Sepuluh jenazah tersebut merupakan 6 perempuan dan 4 laki-laki.

Pada hari kelima, proses evakuasi jenazah korban terus dilakukan. Sejauh ini, ada 9 jenazah yang telah diangkat dan 6 di antaranya sudah dibawa ke Surabaya.

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim langsung memeriksa dua jenazah perempuan yang baru tiba malam ini.

Tim DVI Polda Jatim terus berusaha merampungkan identifikasi, termasuk membandingkannya dengan data korban sebelum meninggal (antemortem).

Pesawat CN-295 yang membawa dua jenazah penumpang AirAsia tiba Bandara Juanda Surabaya. Pesawat dipandu mobil Basarnas menuju Base Ops Lanudal Juanda.

Basarnas masih terus melakukan pencarian korban AirAsia QZ8501 di perairan Jawa. Deputi Bidang Potensi Basarnas Marsda Sunarbowo Sandy mengatakan sampai hari ini sudah ada 8 jasad korban yang ditemukan.

Disaster Victim Identification (DVI) dari Biddokkes Polda Jatim belum bisa memastikan identitas jenazah kedua yang merupakan korban dari pesawat AirAsia QZ8501.

Jenazah pertama yang merupakan korban pesawat AirAsia QZ8501 teridentifikasi dan dipastikan adalah Hayati Lutfiah Hamid. Kepastian ini didapatkan lewat metode primer dan sekunder oleh Tim DVI Polda Jatim.

Konsulat Filipina datangi Posko Santem Mortem Polda Jatim. Mereka ingin mengecek apakah ada warganya yang turut menjadi korban pesawat AirAsia QZ8501.