Potongan jenazah yang diduga penumpang pesawat AirAsia QZ8501 kembali ditemukan warga pesisir Majene, tepatnya di tepi pantai Dusun Tatakko, Desa Tubo Tengah, Majene, Sulawesi Barat. Total hingga hari ini, ada 7 jenazah yang ditemukan di Majene.

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur mengungkapkan kini penemuan jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 kebanyakan tidak utuh. Tim DVI pun mengganti sebutan jenazah dengan potongan tubuh atau body part.

Jokowi tidak ingin lagi ada penyelewengan pupuk dan benih subsidi. Sehingga, di masa pemerintahannya tidak lagi dilakukan lelang pengadaan pupuk dan benih.

Jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501 kembali teridentifikasi. Di hari ke 34, tim disaster victim identification (DVI) berhasil mengidentifikasi 3 jenazah.

Potongan tubuh tersebut masih mengenakan celana panjang. Di saku celana bermerek Giordano, ditemukan potongan tiket atas nama Oktaria Wen dan Aris Soetanto.

Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) Unggung Cahyono menyatakan belum perlu pengerahan sniper di Jakarta untuk mengamankan warga dari aksi kriminalitas.

Warga di pesisir pantai Pamboang, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, kembali menemukan jenazah yang terdampar di pantai belakang rumah warga, sekitar pukul 21.15 Wita, kamis malam (29/1). Jenazah yang kondisinya rusak ini diduga korban pesawat AirAsia QZ8501.

Dua jenazah yang diduga penumpang pesawat AirAsia QZ8501 yang ditemukan di perairan Majene, Sulawesi Barat, pagi diberangkatkan ke Surabaya untuk proses identifikasi Tim DVI Polda Jawa Timur.

Handoko Mintoyo Rahardjo (58), warga Tambak Osowilangung Surabaya dijebloksan ke Rutan Medaeng. Handoko berurusan dengan hukum karena penyerobot lahan milik kerabat eks Gubernur Jawa Timur Imam Utomo.

Pagi ini, tepat sebulan lalu, Indonesia dihenyakkan dengan kabar: AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura hilang kontak. Kabar itu tersiar sekitar pukul 09.00 WIB dan langsung terkonfirmasi. Hari-hari berikutnya diwarnai duka, harapan dan kerja keras.